Kalian Suka Baca FF Suzy Berpasangan Dengan Siapa ?? ^_^

Kamis, 30 Juli 2015

I Like You ( FF HunZy )

  1 comment    
categories: 
Title – JOHA /I LIKE YOU/좋아
Author – Akirablue
Main Cast – Miss A Suzy, Sehun Exo
Support Cast – Luhan Exo
Genre – Find in the story by your self
FF BY : baesuzyfanfiction.woordpress
Rating – G
Length – Oneshoot
Disclaimer – semua cast di ff ini adalah milik diri mereka sendiri dan Tuhan YME, tapi ide cerita real dari author
Note – ff ini author terinspirasi dari lagunya ‘Weather Cast’ yang di cover sama EXO di Samsung Live kemarin. Gak tahu kenapa pengen aja bikin cerita. Habis lagunya romantis sih… keke. Kalau bisa sambil play lagunya yang di cover ma EXO judulny Alright – alright ato joha – joha.  Oh ya ff ini pernah author post di wp lain tp dengan cast xiumin ma jiyeon trus author bikin yang sehun-suzy  vers deh…..Hehe selesai baca jangan lupa tinggalin jejak yah….annyeong J HAPPY READING ^-^
_JOHA_
Dalam hidupku, ada satu hal yang begitu berharga dan takkan bisa tergantikan dengan apapun juga. Apa kau ingin mengetahuinya?
Hal itu bukanlah kekayaan, namun jauh lebih berharga daripada berlian termahal didunia.
Bukan juga kekuasaan untuk menguasai, namun cukup untuk bisa memerintahkan seluruh hidupku.
Hanya satu, satu hal yang paling kujaga didunia ini. Kenanganku bersama dengan dia yang saat ini berada dihadapanku.
Namja cantik itu berjalan menyusuri pertokoan dengan santainya, warna kulitnya yang putih pucat seakan terlihat sangat kontras dengan rambut hitam pekatnya yang terlihat rapi. Sesekali ia membenarkan letak kaca mata yang dipakainya. Terlihat manis dan lembut untuk ukuran seorang namja memang hingga beberapa orang-or

FF Happiness ( FF KyuZy )

  No comments    
categories: 

     Untitleeed-1 copy

Happiness


presented by Kapin
.
Starring :
Bae Suzy [Miss A] & Cho Kyuhyun [Super Junior]
.
 AU, Friendship, Romance, Hurt  ||   ||  Oneshoot
 FF BY : baesuzyfanfiction.wordpress.com
.

“Ketika aku terkubur didalam ingatan mu. Berjanjilah untuk hidup bahagia.” – Bae Suzy

.
Disclaimer :
All cast are belong to God, but this fanfiction is mine. Have been posted with a different cast.
Sorry for typo · DON’T BASH · DON’T PLAGIAT · COMMENT · LIKE · Thank You ·
.
.
.

Suzy mengerucutkan bibirnya kesal. Bagaimana tidak ia sudah menunggu selama 2 jam lebih, tapi Sehun tak kunjung menunjukkan batang hidungnya. Suzy segera merogoh tas Pradakeluaran terbaru pemberian dari Sehun minggu lalu, mencari ponsel persegi panjangnya untuk segera menghubungi Sehun, -ralat, lebih tepat memakinya.
Suzy menekan layar datar lalu mendekatkan benda itu ketelinganya. Selama 10 detik hanya terdengar nada sambung, Suzy mengetuk-ngetuk jemarinya di meja café, bosan. Sehun tidak juga mengangkat panggilan teleponnya. Setelah hampir 5 panggilan, Suzy memasukan ponselnya kembali kedalam tas agak kasar. Jika bertemu nanti, Suzy bersumpah akan menjambak rambut Sehun hingga botak!
Ia menyesap Irish coffee miliknya agak cepat, Suzy tidak bisa lagi menunggu Sehun. Suzy hampir memuntahkan Irish coffee, bayangkan ia sudah menghabiskan 3 gelas dan semua Irish coffee! Huek! Suzy sebenarnya bukan pecinta kopi tetapi tidak dengan Irish coffee. Irish coffee terdiri dari campuran coffee hitam yang kental dengan whiskey dengan perbandingan 2 berbanding 1 ditambah dengan krim dan brown sugar. Sebenarnya coffee yang satu ini sering dikategorikan sebagai cocktail dibandingkan coffee. Irish coffee milik Suzy dipercantik dengan tambahan whipping cream dan bubuk kayu manis di atasnya. Suzy benar-benar memuja Joseph Sheridan – pencipta irish coffe, ia bahkan berjanji akan memeluknya jika bertemu nanti.
Suzy sudah benar-benar dibuat oleh Sehun yang tak kunjung datang, ia cepat-cepat meninggalkan cafe dan menuju parkiran. Mungkin ia akan menabrakkan mobil sedannya kerumah Sehun, -sepertinya itu ide bagus untuk hari ini. Tangan Suzy terhenti membuka pintu cafe ketika merasakan seseorang menyentuh pundaknya. Lantas ia memutar tubuhnya menghadap namja asing tersebut.
Jantungnya terasa berhenti berdetak ketika ia melihat namja yang ada dihadapannya sekarang. Namja dengan kulit putih susu dan rambut coklat – rambut coklat itu masih menjadi favorite Suzy hingga sekarang. Pria itu tersenyum kecil.
“Nona, kunci mobil mu tertinggal.”
Suzy masih terpaku menatap lekukan wajah pria yang ada dihadapannya sekarang hanya untuk sekedar melepas rindu. Rasa rindu yang selalu ia pendam selama ini, kini kembali menyeruak.
Astaga, gunakan akal sehat mu, Bae Suzy!

“Nona?”
Lambaian tangan namja yang tepat didepan wajah Suzy membuyarkan lamunannya.
“Eugh—terima kasih.” Suzy segera mengambil kunci mobil dari gengamannya lalu tersenyum kikuk.
Kyuhyun tidak akan mengingat dirimu, Bae Suzy.

“Sama-sama.” Lagi dan lagi Kyuhyun tersenyum cerah.
Pandangan mereka bertemu beberapa detik hingga suara wanita yang berteriak manja -yang dibuat buat, mengalihkan perhatian Kyuhyun. Ia melambaikan tangannya kepada wanita yang duduk disudut cafe.
“Kalau begitu saya permisi nona.”
Sepeninggal Kyuhyun, Suzy masih berdiri mematung didepan pintu masuk. Menatap nanar punggung Kyuhyun yang semakin lama semakin menjauh dari jarak pandangnya.
.
.
.
Hatinya mencelos mendapati Kyuhyun yang memandangnya seperti orang asing dicafe siang tadi. Kyuhyun yang ia kenal adalah orang yang kaku, dingin dan jarang tersenyum tapi nyatanya apa yang ia lihat dicafe tadi terbanding terbalik.
Kyuhyun tersenyum!
Kyuhyun berubah menjadi pribadi hangat ketika pria bermarga Cho tersebut, tidak lagi bersama dirinya.
Kini Suzy berada dikamar Sehun, menempati sisi ranjang yang kosong. Suzy tidur tengkurap, menyembunyikan wajahnya dibantal. Sepeninggal Suzy dari café matanya memanas. Pada akhirnya sekarang tangisnya pecah. Ia tidak peduli jika Sehun yang masih bergelung dengan selimut akan terganggu mendengar suara tangisnya. Suzy malah sengaja memperkencang suara tangisnya agar Sehun terbangun.
Sayang, Sehun tak semudah itu untuk bangun. Merasa kesal Sehun tak kunjung bangun, Suzy segera menyibakkan selimut yang didalamnya ada Sehun dan tidur telentang menindih Sehun, “Yya! Oh Sehun cepat bangun!”
Wajah Sehun kini tak bersahabat, wajahnya terus ditekuk dari sejam yang lalu. Sehun baru pulang dari club jam 7 pagi tadi dan ia baru tidur selama 5 jam. Ia membutuhkan 3 jam lagi untuk menyempurnakan rencana hibernasi selama 8 jam dan Suzy merusak rencanahibernasi-nya. Ketika Suzy menindih tubuhnya, Sehun bermimpi ditimpa anak gajah. Eugh—Suzy pikir tubuhnya selansing Miranda Kerr apa?!
Hampir saja Sehun melempar kepala Suzy dengan kaleng cola yang ada digenggaman nya sekarang. Ketika ia melihat mata Suzy yang sembab, Sehun mengurungkan niatnya. Ia malah menarik penutup kaleng dan menengak cola.
Suzy duduk melamun diruang tv, ia enggan menyalakan tv. Ia tidak menyadari Sehun sudah duduk bersila menghadapnya sambil menegak cola. Sehun menatap iba Suzy.
“Setelah ia berterima kasih apa yang selanjutnya Kyuhyun hyung lakukan?”
Sehun sudah mendengar cerita tentang pertemuan yang tak terduga dengan Kyuhyun dari Suzy yang langsung mencecar Sehun dengan ceritanya ketika ia pertama kali membuka matanya. Suzy tidak mengubris pertanyaan Sehun, ia masih melamun. Suzy meratapi nasibnya yang buruk karena tidak sengaja bertemu Kyuhyun yang hampir ia lupakan, – well, walaupun belum sepenuhnya. Hanya terdengar hembusan napas frustasi dari Sehun.
Flashback On

“Aku tau selera mu kan? A-Line tampak cocok ditubuh mu.” Kyuhyun tersenyum kecil ketika mengingat Suzy tampak cantik dengan gaun pengantin pilihannya tadi dibutik. Model gaun A-line dengan warna putih gading rancangan Vera Wang, -designer favorite Suzy.
Kyuhyun dapat melihat Suzy yang mengganguk semangat dari sudut matanya. Mereka kini dalam perjalanan menuju rumah orang tua Kyuhyun untuk kembali mempersiapkan pernikahan yang akan berlansung sebentar lagi, setelah mencoba gaun pengantin.
Setelah 3 tahun bertunangan, akhirnya Kyuhyun dan Suzy memutuskan untuk menikah. Mempersatukan kedua keluarga yang saling berpengaruh di Korea. Pernikahan mereka akan digelar 3 minggu lagi. Pesta pernikahan yang dicanangkan sebagai pesta pernikahan termewah di Korea tahun ini, – Keluarga Cho terkenal memiliki perusahan yang berbasis di 4 negara menjadikan keluarga Cho menjadi keluarga terkaya nomer 3 di Korea. Sedangkan keluarga Bae dikenal sebagai keluarga arsitek. Keluarga Bae memiliki perusahaan arsitektur yang terkenal di Korea, beberapa gedung rancangan Suzy bahkan dilirik perusahaan internasional. Beberapa gedung di Korea yang mendapatkan pujian dari negara lain adalah termasuk rancangan Tuan Bae.
Mereka berdua tidak menyadari bahwa truk dengan kecepatan tinggi yang tidak dapat dikendalikan sedang menuju ke arah mereka dan –
Braaaaak
Flashback Off
Suzy memasuki kamar hotel yang sudah 2  hari ditempatinya. Matanya bengkang dan kepalanya sedikit pusing. Suzy merebahkan tubuhnya diranjang king size hotel masih dengan pakaian lengkap. Maksud kedatangan Suzy dari Canada ke Korea hanya untuk mengunjungi Sehun yang memintanya untuk datang berkunjung. Dengan memberikan tas Prada yang diincar Suzy, Sehun meminta imbalan Suzy agar ia datang ke korea. Dengan berat hati Suzy kembali ke Korea.
“Seharusnya aku tidak datang kembali ke Korea.” Gumam Suzy pelan, masih dengan mata terpejam.
Suzy membuka matanya lalu memandang kosong langit langit kamar hotelnya. Ia beranjak dari ranjang mengambil sebuat kotak yang terletak disamping nakas tempat tidur. Kotak yang selalu Suzy bawa kemana pun ia pergi.
Suzy selalu menangis jika melihat isi dari kotak tersebut. Seperti sekarang, Suzy lagi – lagi menangis melihat semua barang kenangannya bersama Kyuhyun. Foto beserta barang – barang pemberian Kyuhyun untuknya termasuk cincin pertunangannya.
Kenyataan Kyuhyun melupakannya begitu menyakitkan untuk Suzy tanggung. Tapi pada kenyataannya, Suzy benar – benar menangung semuanya sendiri. Suzy tidak pernah bisa mengutarakan isi hati nya kepada siapapun termasuk Sehun. Ia memendam semua sendiri.
Malam itu Suzy menangis meraung – raung sambil memeluk kemeja Kyuhyun yang ia ambil sebelum pergi ke Canada. Menghirup dalam – dalam feronom Kyuhyun yang tertinggal disana. Menyalurkan rasa rindu yang menyesakkan dadanya. Suzy terus menangis hingga ia tertidur karena terlalu lelah.
.
.
.
Mencoba untuk melupakan pertemuannya dengan Kyuhyun minggu lalu, Suzy berbelanja yang menjadi kegiatan favorite setiap wanita yang sedang dilanda stress. Kini ia berada dalam butik Chanel. Memilih beberapa dress hingga sebuah suara menginterupsi kegiatannya. Suzy menoleh mendapati wanita paruh baya yang melihatnya dengan mata sayu. Suzy memundurkan langkahnya ketika melihat wanita yang terpaut beberapa tahun lebih tua darinya, berdiri dibelakang wanita paruh baya yang ia kenal sebagai Cho ahra, – kakak kandung Kyuhyun.
“Suez, kau kah itu? Kau dari mana saja nak? Kami mencarimu.” Kata Nyonya Cho dengan nada bergetar. Ia mencoba menghampiri Suzy. Suzy kembali melangkah mundur lalu memutar tubuhnya berjalan cepat menuju pintu keluar tidak menghiraukan dua wanita yang terus memanggilnya.
Setelah pertemuan yang tak terduga dengan nyonya Cho dan Ahra, Suzy memilih duduk termenung di café favoritnya dengan Irish Coffee menemaninya. Ia bahkan tidak mengangkat telepon dari Sehun yang menghubunginya terus menerus.
Kini ia dalam perjalanan pulang setelah hampir 5 jam duduk dari cafe . Suzy berjalan kaki untuk sampai di halte bus terdekat, ia jalan sedikit sempoyangan akibat pusing yang menderanya. Hari ini udara seoul dingin sedikit menusuk tulang, menandakan musim dingin datang sebentar lagi. Terlihat dari uap yang keluar mulut serta hidung Suzy. Suzy mengeratkan coat merk Marc Jacobs warna hijau gelap miliknya. Terlihat sarung tangan hitam hanya dipakai disebelah kiri saja. Sedangkan tangan kanannya tidak. Biasanya tangan kanannya akan dihangatkan oleh genggaman tangan Kyuhyun.
Eugh—lupakan Kyuhyun, Bae Suzy!
Suzy memukul mukul kepalanya sendiri tak menghiraukan pandangan aneh dari pejalan kaki yang lain. Langkahnya terhenti ketika melihat mobil sport yang ia hafal pemiliknya terparkir didepan club yang biasa dikunjungi Sehun. Air matanya mendesak keluar tak kala melihat Kyuhyun bersama wanita yang ia lihat dicafe itu saling merangkul keluar dari cafe. Mereka mabuk. Terlihat dari wajah yang memerah dan mata yang sayu.
Suzy membulatkan matanya ketika ia melihat Kyuhyun mendorong tubuh wanita itu ke sisi mobil dan menghimpit tubuh kecil itu. Memenjarakan tubuh itu didalam kungkungan Kyuhyun – kedua tangan Kyuhyun berada di sisi tubuh gadis berambut ombre kuning tersebut. Kepala Suzy semakin berdenyut ketika melihat Kyuhyun mencium wanita itu tak sabaran sedangkan wanita itu hanya melingkarkan tangannya dileher Kyuhyun menerima ciuman kasar Kyuhyun dengan pasrah.
Suzy memutar tubuhnya cepat lalu semua pandangan menjadi hitam, ia hanya bisa mendengar suara sayup-sayup pejalan kaki lain yang panik.
.
.
.
Sehun duduk ditepi ranjang dengan rambut berantakan. Ia berlari dari kantornya menuju rumah sakit ketika ia dihubungi pihak rumah sakit kalau Suzy tak sadarkan diri dijalan. Bahkan saking paniknya Sehun melupakan ia punya mobil dan dapat  mengendarainya agar tiba dirumah sakit lebih cepat. Sehun mengatur napasnya yang tersengal. Mengusap keringat yang mengucur didahinya. Menunggu Suzy sadar dengan menahan rasa kantuk. Sayang, Sehun akhirnya mengalah dengan rasa kantuk, ia memilih tidur disofa yang terdapat diruangan itu dengan lengan kanan menutupi wajahnya.
Suzy membuka matanya ketika ia mengetahui Sehun sudah tertidur di sofa, terdengar dari dengkuran halus Sehun. Suzy menutup wajahnya dengan kedua tangan lalu menangis tanpa suara. Menangisi hatinya yang terluka melihat Kyuhyun mencium gadis lain. Kyuhyun, namja yang selama ini ia rindukan telah menemukan tambatan hati yang baru. Suzy tidak dapat lagi menampik cinta yang terlihat dari tatapan penuh cinta Kyhyun terhadap gadis itu saat ia bertemu di coffee shop tempo hari. Ia menyadari sudah tidak ada lagi cinta Kyunyun untuk dirinya. Kyuhyun sudah benar-benar melupakan nya. Melupakan Suzy, cintanya dan kenangannya.
.
.
.
Hari minggu yang cerah setelah beberapa hari Seoul dilanda udara dingin, membuat Nyonya Cho tidak menyia – nyiakan waktu dengan membersihkan gudang yang berada dibelakang rumah dibantu Kyuhyun dan Ahra. Kim ahjumma tidak dapat membantu karena sedang mengunjungi anaknya yang sedang sakit dibusan. Akhirnya nyonya Cho meminta bantuan Kyuhyun dan Ahra, sedangkan tuan Cho sedang pergi bermain golf dengan koleganya.
“Nak, bisakah kau membawa tumpukan file ayah mu ke gudang atas?”
Kyuhyun dengan sigap membawa file ayahnya yang segunung itu ke gudang yang berada dilantai atas. Kyuhyun selalu menyukai jika berlama-lama digudang atas karena gudang ini lebih terawat daripada gudang dibawah. Tuan Cho selalu menyempatkan diri untuk membersihkan gudang tersebut sendiri tanpa dibantu siapapun.
Kyuhyun menaruh tumpulkan file ayahnya diatas peti coklat yang ia ketahui milik ayahnya. Ketika ia hendak keluar, ia melihat peti berwarna merah maroon. Entah kenapa peti warna merah maroon yang terletak disudut ruangan itu menarik perhatiannya, ia meyakini bahwa peti merah maroon itu miliknya. Kini Kyuhyun sudah duduk bersila didepan peti tersebut yang ternyata tidak terkunci.
Kyuhyun melihat isi yang berada didalam peti. Semua barang tersusun dengan baik didalamnya. Kyuhyun melihat figura yang terdapat dirinya dengan seorang wanita yang sedang berpelukan dan tersenyum. Ia tidak mengetahui siapa wanita yang bersamanya didalam figura tersebut.
Tunggu— wanita ini? Yah wanita yang ia temui dicafe saat itu. Wanita yang melupakan kunci mobilnya.
Tiba – tiba kepalanya berdenyut. Kyuhyun mencoba menahan rasa sakit dikepalanya. Ia kembali mengeluarkan barang – barang dari dalam peti, ada undangan pernikahan, sarung tangan yang hanya ada sebelah kanan dan kotak kecil berbludru merah berisikan cincin berwarna perak yang terdapat sebuah ukiran dengan nama “Suez” tiba – tiba rasa sakit dikepalanya tidak tertahankan. Dan semua pandangannya berubah menjadi gelap.
.
.
.
“Oppa, kau sudah sadar?”
Kyuhyun dapat mendengar suara sayup-sayup Seulgi yang memanggilnya. Ia mengerjapkan matanya beberapa kali, membiasakan cahaya masuk kedalam retinanya. Pandangannya masih tidak jelas, tetapi ia tahu nyonya dan tuan Cho, Ahra serta seulgi yang mengelilinginya diranjang rumah sakit dengan wajah cemas.
“Ada apa dengan ku?” Tanya Kyuhyun dengan suara serak. Kepalanya kembali berputar lantas ia memejamkan matanya lalu memegang kepalanya.
“Kau pingsan di gudang nak. Tapi sekarang kau tidak apa-apa, kau hanya butuh istirahat.” Ucap nyonya Cho lembut. Ia mengusap kepala Kyuhyun dengan sayang.
Kyuhyun berusaha kembali untuk membuka matanya, kali ini pandangannya jelas dan kepalanya tidak berdenyut seperti di awal ia membuka matanya.
Nyonya Cho menceritakan saat Ahra menemukannya tidak sadarkan diri di gudang. Tetapi keluarganya tidak membahas tentang jati diri wanita yang bersama di figura tersebut.
Tuan dan nyonya Cho pulang dulu untuk mempersiapkan kebutuhan Kyuhyun selama dirumah sakit. Dokter menyarankan Kyuhyun untuk dirawat beberapa hari untuk pemeriksaan lebih lanjut.
“Oppa, maaf beberapa hari kedepan aku tidak dapat menemani mu karena aku harus terbang ke Scotland untuk membantu bisnis appa.” Kata Seulgi lembut. Ia sedang membersihkan perangkat makan Kyuhyun, meletakkan nya di nakas samping ranjang.
Kyuhyun hanya menggangguk lemah lalu tersenyum.
“Hati – hati, kabari aku jika kau sudah sampai disana.”
Seulgi hanya mengganguk semangat lalu mengecup pipi tirus Kyuhyun.
“Sampai jumpa minggu depan, oppa.”
Sepeninggal Seulgi, Kyuhyun hanya terdiam sambil menatap jendela ruang rawatnya yang basah karena hujan diluar. Sedangkan Ahra fokus membaca buku pemberian tuan Cho minggu lalu.
“Kau mengenal wanita yang sedang bersama ku di foto tersebut?”
Pertanyaan Kyuhyun memecahkan keheningan yang terjadi antara kakak adik tersebut, membuat Ahra menoleh menatapnya lalu menggeleng.
“Tidak.” Ahra kembali melanjutkan kegiatannya.
Kyuhyun mendengus, “Kau berbohong, noona. Aku tahu kau mengenalnya. Kenapa kau tidak memberitahu ku?”
Ahra menutup bukunya sedikit kasar. Ia menatap tajam Kyuhyun yang menatapnya tak kalah tajam.
“Aku benar – benar tidak mengenalnya.”
Ahra membuang buku ke sofa disampingnya lalu  bangkit menuju pintu ruang rawat.
“Jika kau mengenalnya. Cobalah untuk mengingatnya. Wanita itu terkubur di dalam ingatan mu bersama kenangan dirimu dengannya.” Kata Ahra sebelum menutup pintu.
.
.
.
Tanpa sepengetahuan Ahra, Kyuhyun mengikuti dengan langkah tertatih karena kepalanya masih sedikit berdenyut. Ia melihat Ahra yang masuk ke dalam salah satu ruang rawat pasien lain. Beruntungnya Kyuhyun, pintu ruangan itu tidak tertutup rapat. Ia masih dapat mengintip Ahra yang duduk membelakangi pintu dan diatas ranjang seorang gadis yang duduk menyandarkan punggungnya di headboard ranjang.
Ahra mengetahui Suzy juga dirawat di rumah sakit yang sama dengan Kyuhyun karena ia tidak sengaja bertemu Sehun dilorong rumah sakit. Ahra mengenal Sehun sebagai sahabat Suzy. Ahra tidak menyia-nyiakan kesempatan bertemu dengan Sehun begitu saja, lantas Ahra menggali informasi tentang Suzy yang ia dapat dari Sehun.
“Kenapa kau pergi ke Canada secara diam-diam, Suez? Seharusnya kau menemani Kyuhyun ketika masa sulit itu, bukan malah pergi menjauh dari Kyuhyun.” Terdengar nada sinis dari Ahra. Kyuhyun kurang dapat mendengar percakapan Ahra dengan wanita tersebut.
Suzy bukannya menjawab pertanyaan Ahra ia malah memlih menangis. Menangis sesegukan membiarkan air mata membasahi pipi bulatnya.
“Aku—aku memang pengecut, eonni. Aku ingin menemani Kyuhyun oppa menghadapi masa sulitnya tetapi hal itu sama saja dengan membebani nya untuk mengingat ku. Aku tidak ingin Kyuhyun oppa terluka hanya untuk dapat mengingat ku. Jadi aku membiarkannya menguburku, didalam ingatannya agar ia bahagia.” Kata Suzy sedikit berteriak. Mencoba mengeluarkan apa yang ada didalam hatinya yang selama ini dipendam sendiri.
Suzy masih menangis setelah memberikan penjelasan kepada Ahra perihal kepergiannya ke Canada seminggu pasca kecelakaan. Meninggalkan Korea tanpa terlebih dahulu memberitahu keluarganya sendiri dan keluarga Cho. Keluarga Cho dan Bae mati-matian berusaha mencari keberadaan Suzy namun hasilnya selalu nihil. Suzy tidak dapat ditemukan. Suzy melarikan diri ke Canada, hanya memberitahu Sehun –sahabatnya semenjak ditaman kanak-kanak dan memintanya merahasiakan keberadaannya.
“Seminggu lagi—“ Ahra tidak melanjutkan kata-katanya. Ia tidak tega untuk memberitahu kenyataan yang bisa saja menjadi kabar buruk untuk Suzy. Ahra sudah mengganggap Suzy sebagai adik kandungnya. Hatinya teriris ketika melihat Suzy sekarang masih menangis sesegukan dihadapannya.
Ahra memeluk Suzy, mengusap punggungnya mencoba menenangkan Suzy.
“Seminggu lagi, Kyuhyun akan bertunangan dengan Seulgi.” Bisik Ahra. Ahra semakin mengeratkan pelukannya ketika merasakan tubuh Suzy bergetar hebat.
Ada perasaan aneh yang menerpa Kyuhyun sekarang. Sungguh ia tidak mengingat siapa gadis itu, namun melihatnya menangis membuat dadanya sesak. Ia tidak ingin gadis itu menangis. Kyuhyun tidak sanggup lagi melihat Suzy begitu terlihat kesakitan saat menangis. Ia memilih kembali ke ruang rawatnya dengan memegang dadanya yang sesak.
.
.
.
Keesokkan malamnya Kyuhyun masuk ke dalam ruangan Suzy dengan mengendap-ngendap layaknya pencuri. Meninggalkan Ahra yang tertidur diruang rawatnya. Hatinya bergetar ketika melihat wajah Suzy yang tertidur dengan wajah damai dan mata sembab.
Kyuhyun memberanikan dirinya untuk mengusap pipi Suzy. Kyuhyun memaksakan dirinya untuk mengingat Suzy. Ia yakin gadis dihadapannya dulu sangat penting untuk hidupnya. Namun sayang, sekeras apapun usaha Kyuhyun untuk mengingat Suzy, namun hasilnya nihil. Tidak ada satupun kenangan bersama dengan Suzy yang ia ingat.
“Maaf.” Kyuhyun membiarkan air matanya jatuh sambil terus mengusap pipi tembam Suzy.
Kyuhyun tersetak kaget ketika tangan kanan digenggam, menghentikan kegiatannya mengusap pipi Suzy. Perlahan Suzy membuka matanya lalu menatap Kyuhyun tepat dimanik matanya.
“Kenapa kau yang meminta maaf? Seharusnya aku yang meminta maaf karena meninggalkan mu.” Kata Suzy dengan suara serak. Ia mencoba menahan laju air matanya yang ingin menyeruak keluar.
“Maaf, karena aku tidak dapat mengingat mu.”
Tiba-tiba Kyuhyun memeluk Suzy yang masih terbaring diranjang. Kyuhyun menyembunyikan wajahnya dilekukan leher lantas menangis.
“Aku bodoh karena tidak dapat mengingat mu.”  Kata Kyuhyun disela menangisnya.
Suzy mengusap punggung Kyuhyun lalu menghirup feronom Kyuhyun dalam-dalam. Ia tahu hari ini hari dimana ia memeluk Kyuhyun untuk terakhir kalinya. Suzy kembali menangis tanpa suara. Ia tidak ingin membuat Kyuhyun semakin merasa bersalah karena tidak dapat mengingatnya dengan menangis dihadapannya.
“Berjanjilah untuk hidup berbahagia bersama Seulgi dan memiliki keluarga kecil yang bahagia. Jika kau bahagia— aku turut berbahagia.”

.
.
.
“Apa yang akan kau lakukan disana?” Tanya Sehun yang sedang menyetir sembari sesekali melirik Suzy yang duduk termenung disampingnya. Mereka berdua dalam perjalanan ke bandara. Suzy memutuskan untuk meninggalkan Korea untuk selamanya dan tinggal di Canada. Tidak ada tempat yang lebih baik selain Canada untuk saat ini.
“Memulai hidup baru, mungkin.” Suzy menjawab pertanyaan Sehun dengan acuh. Ia masih tampak asik menantap pemandangan diluar dari kaca mobil disampingnya.
“Atau mencoba menjadi barista. Ku dengar di Canada terdapat sekolah barista yang terkenal.”
Semenjak kejadian dirumah sakit, Suzy memutuskan untuk melupakan Kyuhyun dan membiarkan Kyuhyun bahagia dengan hidup barunya. Ia tidak akan menggangu Kyuhyun dengan Seulgi yang hari ini akan melangsungkan pertunangan.
“Apa kau ingin aku temani, huh? Lalu kita akan membangun keluarga kecil di Canada bersama. Sepertinya Ide bagus. Bagaimana pendapatmu, sayang? Aku bisa belajar untuk mencintai mu.” Kata Sehun dengan nada menggoda. Sehun tersenyum kecil melihat Suzy yang meliriknya tajam.
“Kau ingin mati, huh?” Suzy lantas menyerang lengan kiri Sehun dengan cubitan cubitan kecilnya. Suzy tahu Sehun sedang mencoba membuat Suzy tertawa dan sepertinya berhasil. Suzy dan Sehun kini tertawa keras ketika mereka berdua membayangkan jika mereka benar-benar menikah nanti.
Epilog

Suzy tersenyum bangga melihat irish coffee buatan selesai dibuat setelah 5 kali percobaan gagal hari ini sedangkan Sehun yang duduk dihadapannya hanya bisa merengut kesal karena ia menjadi orang yang harus mencicipi irish coffee buatan Suzy. Minggu lalu Sehun hampir keracunan ketika irish coffee buatan Suzy terlalu banyak memasukan whiskey. Semenjak Suzy tinggal di Canada ia memilih mengambil kelas di salah satu sekolah barista terkenal di Canada, namun Suzy keluar dari sekolah tersebut setelah 1 minggu bertahan. Sepertinya ia lebih baik menjadi penikmat coffee bukan malah menjadi barista yang ternyata bukanpassion-nya.
“Astaga, Suez harusnya kau mengijinkan ku untuk mengganti pakaian dulu sayang. Aku masih memakai baju handuk, bagaimana kalau aku jatuh sakit?”
Sehun terbalut baju handuk yang menutupi tubuhnya yang hanya memakai pakaian dalam. Suzy segera menariknya keluar dari kamar mandi menuju ruang makan saat ia baru selesai membersihkan diri.
“Kau tidak meracuni ku lagikan?” Tanya Sehun menyelidik. Sehun menarik cangkir coffee untuk mendekat ke arahnya. Sekarang Sehun hanya bisa menatap nanar cangkir coffee itu.
Suzy hanya memberikan tatapan tajam lalu terseyum kecil, “Tentu tidak. Semua takaran pas untuk cangkir kali ini. Ku rasa.”
Suara tangis bayi terdengar dari kamar tidur, menginterupsi kegiatan mereka berdua di ruang makan.
“Ketika aku kembali, aku harap kau telah menghabiskan coffee buatan ku dan kau memberikan pendapat tentang coffee kali ini. Jika tidak habis kau tahukan akibat yang akan kau terima.”
Setelah mengancam Sehun, Suzy segera melesat pergi untuk melihat keadaan Minji dikamar.
Sehun meringis ketika membayangkan hukuman yang ia dapat dari Suzy kalau ia tidak menghabiskan coffee-nya. Sehun hanya fokus menatap cangkir coffee yang ada dihadapannya, tidak menyadari suara pintu apartement yang terbuka.
“Kau menjadi pencicip lagi?”
Suara bariton seorang namja membuat Sehun mengalihkan pandangannya dari cangkir lantas mendongak. Sehun hanya bisa mengganguk pasrah, lalu kembali menatap cangkir dihadapan nya.
“Hyung, jika aku mati nanti—”
Belum selesai Sehun memberi tahu wasiat terakhirnya, Kyuhyun segera meraih cangkir tersebut lalu mencicipi. Sehun dapat melihat reaksi Kyuhyun yang sedikit terkejut. Eugh—pasti gagal lagi.
Kyuhyun kembali meletakkan cangkir tersebut, “Tidak terlalu buruk. Kurasa Suzy kali ini menakar semuanya dengan pas.”
“Minji-aah, lihat appa sudah pulang.” Suzy sudah berdiri disamping meja makan sambil menggendong Minji. Minji adalah anak pertama Suzy dengan Kyuhyun. Minji tertawa sambil memasukan kepalan tangannya ke dalam mulut dan membasahinya dengan air liur.
Kyuhyun segera menghampiri Suzy dan Minji lalu meraih Minji untuk digendong. Kyuhyun mengecup dahi Suzy dengan penuh cinta. Sedangkan Sehun yang melihat bergerak seolah – olah akan muntah.
Suzy sekarang sedang menggandung anak keduanya. Suzy sedang dalam masa mengidam, ia menginginkan Sehun selalu mencicipi coffee buatannya dan harus Sehun yang mencicipinya tidak boleh orang lain. Kyuhyun sampai harus membelikan coffee maker lengkap untuk Suzy. Sehun juga bahkan sampai pindah ke sebelah apartement Suzy dan Kyuhyun di Canada agar Suzy bisa lebih mudah meminta Sehun untuk mencicipinya.
2 tahun lalu, Kyuhyun membatalkan rencana pertunangannya dan menjelaskan semuanya secara baik – baik kepada Seulgi. Awalnya Seulgi marah dan kecewa namun ia dapat menerima semuanya karena Kyuhyun sudah berkata jujur. Kyuhyun lantas menyusul Suzy pergi ke Canada sekaligus melakukan therapy disana untuk mengembalikan ingatannya.
“Kau curang, Oh Sehun. Kau tidak mencicipinya, malah Kyuhyun oppa yang mencicipinya. Kali ini kau harus mencicipinya.” Kata Suzy sembari meletakan cangkir baru yang masih mengepulkan asap di atasnya.
“Resep baru yang ku buat.”
Kyuhyun dan Sehun bergidik ngeri ketika mendengar kata resep baru dari Suzy. Itu artinya Suzy mencoba membuat coffee baru dengan memasukan semua bahan ke dalam coffee tersebut untuk menemukan cita rasa yang pas.
“Tidaaaaaak!” Sehun berteriak sembari berlari keluar dari apartement Suzy untuk kembali ke apartementnya.
Suzy mengerucutkan bibirnya kesal lalu ia melirik Kyuhyun yang menatapnya polos.
“Oppa, kau mau mencobanya kan?” Tanya Suzy menangkup kedua tangannya didepan dada dengan tatapan puppy eyes andalannya.
Kyuhyun menggeleng lalu dengan cepat pergi menjauh dari ruang makan menuju kamar tidur sambil menggendong Minji.
“Yya! Kau harus mencobanya oppa!”

The End

Stupid Cupid ( FF MyungZy )

  7 comments    
categories: 
Stupid Cupid copy
Cast : Bae Sooji I Kim Myungsoo I
Other : Cho Chae Won I Choi Minho I Kang Minhyuk I Jung Soojung
Genre : School Life
Length : Vignette
FF BY : ochadreamstories.wordpress.com
Poster & Storyline : Rosaliaaocha
**
“I’m Not Stupid, It’s Just a Destiny!”
**
Sooji menatap selembar kertas ujian miliknya yang baru saja dibagikan wali kelasnya. Dia meratapinya dengan wajah menyedihkan. Seperti biasanya… Terlalu biasa bagi kedua sahabat Sooji yang duduk di depan dan kiri Sooji.
“Kapan aku seperti Chae Won? Atau minimal dirimu, Soojung-ah…” Ucap Sooji dengan bibir yang mengerucut.
“Kan sudah kubilang jangan urusi orang lain! Urusi dulu nilai-nilaimu!” Sahut Soojung gemas.
“Itu kan pekerjaanku, Jung Soojung! Itu menyenangkan, mendapat pahala, juga mendapat uang. Kapan lagi? Huaaa… tapi kenapa aku bisa lupa kalau ada ujian ini!”
Sooji menghempaskan wajahnya di atas meja. Merutukki dirinya sendiri dengan tangisannya. Chae Won yang duduk di sisi kirinya hanya geleng-geleng kepala melihat kelakuan Sooji yang memang sudah selalu seperti itu setiap kali dia mendapatkan nilai buruk di ulangannya. Ah, tidak mungkin tepatnya di setiap ulangan dia memang begitu.
“Sooji-ya.” Panggil Chae Won yang baru saja mendapat ide agar sahabatnya itu tak lagi menangis. “Aku ingin makan ram…”
CALL! KITA MAKAN RAMYUN BIBI OH!”
Soojung menatap Chae Won dengan tatapan membunuhnya. Dia sedang menjalani diet ketatnya dan tak boleh makan ramyun. Tapi jika dua sahabatnya makan ramyun dia harus bagaimana? Dia hanya takut tergoda nanti!
**
“Berpacaran itu menyenangkan.” Ucap Soojung yang sibuk dengan segelas air putih juga potongan buah yang dipesannya di kantin sekolah. “Kalian berdua harus merasakannya juga. Diperhatikan, dikirimi pesan, diantar jemput. Bukankah itu menyenangkan?”
Sooji dan Chae Won sama-sama menatap Soojung. Bedanya, jika Sooji menatap dengan tatapan berbinar, sementara Chae Won menatapnya dengan tatapan malas.
“Aku ingin. Tapi kau tahu? Setiap pria yang mendekatiku bukan untuk mengajakku kencan.” Keluh Sooji dan dihadiahi tawa oleh Soojung.
“Jelas. Dia hanya ingin kau mencoblangi mereka dengan target mereka. Hahaha tapi bukankah itu pekerjaanmu, Sooji Cupid.”
Arraseo. Tapi aku juga ingin merasakan pacaran. Apalagi sekarang aku sedang tak ada job.”
“Kau berkata seolah kau punya pekerjaan besar saja. Ckckck…”
“Aissh… kau tidak tahu saja.”
Namun, pembicaraan mereka terhenti begitu Chae Won membulatkan matanya ke satu titik di mana dua orang pria baru saja berjalan ke arah satu tempat duduk. Di tambah kedua pipi gadis itu yang memerah, menyebabkan kedua temannya menatapnya curiga sektika.
“Kau menyukainya?” Tanya Sooji yang sudah cukup ahli membaca mimik wajah orang yang tengah jatuh cinta.
N… ne? Aniya!”
Geotjimal. Jelas-jelas kau menyukainya!”
Omo! Uri Wonnie akhirnya menyukai seseorang! Yaah… ini benar-benar daebak!” Seru Soojung heboh.
“Kenapa kau tak menceritakannya pada kami kalau kau suka dengan seseorang!”
“Lalu membiarkan kalian mengejekku setiap hari atau heboh seperti ini? Tidak-tidak. Jangan anggap serius! Aku cuma sedikit tertarik. Tidak lebih.” Sahut Chae Won bohong.
Soojung dan Sooji tentu saja tak menggubrisnya. Mereka kini sibuk mengintai pria yang disukai Chae Won itu. Bagi mereka ini adalah sesuatu yang langka dan tak boleh terlewatkan.
“Yang mana yang kau sukai? Kiri atau kanan?” Tanya Sooji merujuk pada dua orang pria yang duduk beberapa meja di depan mereka.
“Apa yang mau kau lakukan memangnya?”
“Apalagi? Tentu saja melakukan pekerjaanku. Jika berhasil, kau harus menraktirku! Otte?” Sahut Sooji semangat.
Chae Won dengan cepat menggelengkan kepalanya. Meski dia harus akui kehebatan Sooji setiap mencomblangi teman-temannya, tapi memintanya langsung untuk mencomblangi dirinya adalah sesuatu yang memalukan.
“Ayolah, Chae Won-ah! Kapan lagi eoh?” Bujuk Soojung. “Aku janji akan merahasiakannya. Tidak akan heboh sendiri.”
Chae Won mendesah pelan. Meski dia tak menjamin apa yang dikatakan Soojung akan dilakukan gadis itu. Tapi mengingat betapa keras kepala-nya kedua sahabatnya itu, Chae Won mengalah.
“Yang memakai jaket bernomor 13.” Sahut Chae Won malu-malu dan secepat mungkin. Lalu dia beranjak dari sana dan pergi meninggalkan Sooji dan Soojung.
Assa! Target sudah ditentukan!”
“Sooji, kuserahkan ini padamu!”
Geurom!”
**
“Kenapa tidak bolos dulu, sih?”
Seorang pria bermata tajam menatap malas ke arah pria dengan mata bulat yang duduk di sampingnya.
“Tidak bisa. Hari ini ada ulangan. Kau lupa? Hatcchiii…”
“Ugh… mengerikan. Flu-mu mengerikan, Choi Minho!”
“Hmm… besok kukembalikan jaketmu.”
Ne, harus dicuci dulu! Aku tak mau terkena virusmu!”
Aissh… menyebalkan.”
“Salah sendiri. Sudah tahu sakit bukannya membawa jaket!”
**
Sooji berjalan sambil membolak balik halaman di sebuah buku kecilnya. Buku kecil yang paling berharga karena menunjukkan berbagai fakta tentang ‘target’-nya. Termasuk targetnya yang baru. Dia sudah memastikan jika Chae Won menyukai si pemilik jaket bernomor 13 yang dilihatnya di kantin tempo hari. Setelah hari itu, Sooji bertanya ke sana kemari untuk mengetahui detail pria itu.
“Kim Myungsoo. Sunbae tingkat terakhir. Masuk dalam tim sepak bola sekolah. Dia itu dingin, selalu sinis pada yeoja, tidak ramah, sulit didekati. Astaga! Bagaimana cara mendekatinya? Apa ada pria macam ini? Kenaa sulit didekati yeojaSolma… dia tidak normal?”
Sooji menutup bukunya dengan segera. Membulatkan matanya tak percaya sesaat setelah sebuah kesimpulan terlintas di pikirannya.
“Apa maksudmu tidak normal?”
Sooji kembali menegakkan tubuhnya lalu menoleh ke belakang. ke arah suara yang menginterupsi keterkejutannya barusan.
N… ne?”
“Apa maksudmu aku ‘tidak normal’? Dan kenapa kau mencari tahu tentangku?”
“K… kau… Kim Myungsoo?”
Eoh.… Aku Kim Myungsoo, wae?”
Sooji meneguk salivanya. Bisa-bisa rencananya gagal total jika si ‘target’ tahu apa maksudnya.
A… ani sun…. sunbae? A… aku… a… aku hanya… ha… hanya… SUNBAE LIHAT ADA SEPATU TERBANG!”
Sooji menunjuk ke sembarang arah dan seketika berhasil membuat Myungsoo ‘target-nya’ itu menoleh ke arah yang ditunjuk Sooji. Lantas secepat kilat Sooji melarikan diri dari hadapan Myungsoo.
“Sepatu terbang? Harusnya aku tak percaya itu! Ck… geu yeoja…”
**
Sooji memasukki kelasnya dengan nafas tersengal gara-gara lari terburu-buru sebelum Myungsoo kembali menangkapnya dan dia ketahuan sedang menguntit pria itu.
“Ada apa?” Tanya Chae Won yang melihat Sooji seperti orang yang baru saja lomba marathon.
“Aku hampir ketahuan. Tapi untunglah aku berhasil kabur! Astaga… dia benar-benar menyeramkan. Bahkan aku tak merasakan aura-nya saat dia berdiri di belakangku.”
Nugu?”
Geu oppaOppa-mu itu, Chae Won-ah!” Sahut Sooji dengan nada menggoda. “Kau harus menraktirku makan sashimi jika berhasil karena ini butuh perjuangan.”
Chae Won hanya tersenyum tipis. Tapi membayangkan dia bisa bersama pria pujaannya cukup membuat jantungnya berdegup tak karuan.
“Jadi kau sudah tahu tentangnya?” Sela Soojung yang baru saja datang.
“Hmm… Namanya Kim Myungsoo, dia salah satu anggota tim sepak bola sekolah. Tapi dia itu sangaaaat dingin dan sulit didekati yeoja-yeoja.
“Kim Myungsoo? Setahuku marganya Choi.” Ucap Chae Won. “Tapi aku tak tahu jelas namanya. Hanya beberapa fans-nya meneriakan dia saat bertanding. Dia dijulukki CharismaChoi. Memang dia salah satu anggota tim sepak bola sekolah juga. Bahkan MVP-nya.”
Jinjja? Mungkin kau salah.” Sahut Sooji.
“Aku khawatir kau yang salah. Ingat terakhir kali kau salah mencomblangi orang? Kau mencomblangi Naeun dengan Jongin, padahal dia suka dengan Taemin. Ckckck…”
“Itu salahnya karena mereka mirip! Bukan salahku kan?” Dengus Sooji.
“Ya sudah kau lanjutkan saja! Kalau salah kau yang tanggung malu nanti!” Kesal Soojung. “Ah ya, uri oppa juga masuk tim sepak bola sekolah. Bagaimana kalau kita tanyakan padanya saja? Atau Chae Won-ah, kau ikut denganku saja saat latihan? Otte?
N… ne? A… andwe! Maldo andwe. Aku tak berani.”
“Eissh… jangan sombong dan mencuri pekerjaanku, Jung Soojung! Aku takkan membiarkannya! Chae Won-ah jangan ikut sebelum aku berhasil menjodohkanmu dengannya! Arraseo?”
“Siapa yang berniat mencuri pekerjaanmu hah? Aku tak tertarik! Aku hanya ingin membantu Wonnie!”
“BOHONG!”
“BENAR!”
“BOHONG!”
“YAK!”
Chae Won hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat kedua sahabatnya itu bertengkar. Ini bukan yang pertama jadi dia tak kaget. Toh mereka tidak akan saling mencakar atau menjabak, hanya saling menarik urat sampai tenggorokkan mereka akhirnya kering.
**
Sooji sudah memasukkan sebatang coklat juga selembar surat di dalam loker milik Kim Myungsoo. Ini usaha pertamanya untuk menarik hati pria itu agar bisa penasaran pada sosok si pembuat surat.
“Ini langkah pertama. Kuharap berhasil!”
Sooji menutup pintunya dengan sebuah senyuman lebar membayangkan jika usahanya berhasil. Namun begitu berbalik, dia terkejut karena melihat si pemilik loker sudah muncul di depannya.
Sun… sunbae?”
Myungsoo membuka lokernya lalu mengambil sesuatu dari sana. Dua benda yang semula diletakkan Sooji di lokernya.
“Aku tak suka makanan manis.” Lantas Myungsoo melempar coklat itu ke dalam tong sampah terdekatnya. “Dan aku tak suka membaca surat picisanmu!” Dan Myungsoo merobek surat itu lalu dibuangnya juga ke tempat sampah.
Sooji mendengus kesal dan berjalan pergi dari Myungsoo. Namun baru beberapa langkah dia kembali berbalik ke arah Myungsoo dan berteriak cukup keras.
“AKU TAKKAN MENYERAH SUNBAE! BAE SOOJI TAK PERNAH GAGAL!”
Myungsoo tersenyum miring mengejek mendengar teriakan Sooji yang membuatnya ikut menjadi bahan tontonan para siswa yang berlalu lalang di sekitar tempatnya berdiri kini.
**
Hari berikutnya, Sooji tetap mengirimi Myungsoo dengan surat-surat yang dibuatnya atas nama Chae Won. Namun, saat Sooji melihat dari jauh, lagi-lagi surat-surat itu dirobek dan dibuang oleh Myungsoo.
Aissh… pria itu tak tahu arti perjuangan, ya? Tidak menghargai sekali? Padahal aku sudah capek mencari di internet hingga kuota-ku habis untuk menulis surat dengan kata-kata yang indah setiap hari.” Gerutu Sooji kesal.
“Siapa suruh mengirimiku surat memangnya?”
Sooji meneguk salivanya. Dia membalik badannya, kembali melihat sosok Myungsoo di hadapannya.
Sun… sunbae?”
“Sudah kubilang kan aku tak suka dengan surat picisanmu? Daripada kau kehabisan kuotamu dan menggerutu, lebih baik hentikan hal itu! Sama sekali tak berguna!”
Sooji meradang. Meski sudah banyak pria yang dihadapinya, tapi baru kali ini ada yang menghina perjuangannya seperti ini. Tentu saja dia tak terima.
SUNBAE! Kau benar-benar keterlaluan! Kau tidak tahu bagaimana perjuangan seseorang yang menyukaimu hah? Setidaknya kau harus menghargai usaha mereka mendekatimu! Kau pikir mudah mengungkapkan isi hatinya padamu? Memang seharusnya pria sepertimu itu tidak usah disukai oleh siapapun!”
Myungsoo tertegun di tempatnya menatap Sooji yang pergi dengan bibirnya yang mengerucut kesal.
Kyeopta…” Gumam Myungsoo sambil menyunggingkan senyumannya yang tak biasa.
**
Sooji mengacak rambutnya frustrasi. Dia merasa dirinya telah gagal kini. Padahal ini baru tahap pertamanya. Tapi kenapa jadi begini. Apa yang harus dia katakan pada Chae Won kelak? Reputasinya sebagai cupid kini benar-benar sudah tak bisa dipercaya lagi. Kenapa mencomblangi sahabatnya sendiri sulit sekali?
Ani-ani… Bae Sooji tidak boleh menyerah. Aku harus minta traktiran tambahan pada Chae Won saja. Dan ini akan berhasil.”
Sooji fokus pada layar ponselnya. Dia sedang mencari sebuah cara di internet untuk meluluhkan hati Myungsoo atau setidaknya membuat pria itu lebih mudah untuk didekati. terlebih untuk gadis seperti Chae Won yang juga terkesan kaku.
“Kenapa ini begitu sulit? Bagaimana kalau aku ketahuan lagi? Bagaimana????”
**
Sementara itu di tempat lain…
“Kenapa belanjaannya sebanyak ini?”
Chae Won menggerutu kesal lantaran ibu-nya mendadak menyuruhnya belanja bulanan sendirian sehabis pulang sekolah. Harusnya dia pergi bersama kakak laki-lakinya, tapi oppa-nya itu sekarang sedang sibuk melihat game terbaru di toko game sementara dirinya sendirian di supermarket.
“Awas saja Cho Kyuhyun itu!” Geram Chae Won kesal.
Chae Won mengangkat dua kantung besar belanjaannya. Bobotnya dia rasa mencapai setengah dari bobot tubuhnya? Mungkin berlebihan, tapi yang jelas amat sangat berat.
“AUCH!”
Chae Won terlonjak saat dia meletakkan sembarangan barang belanjaannya dan seketika seseorang memekik di sampingnya. Dia tak tahu jika belanjaannya mengenai kaki seseorang.
“Ma… maaf.”
Chae Won semakin terkejut begitu mengetahui siapa yang menjadi korban belanjaannya barusan.
Ne, gwaenchana. Paling hanya memar sedikit.”
“A… aku… aku benar-benar minta maaf.. Sun.. sunbae.”
Sunbae? Oh, kau satu sekolah denganku?”
N… ne.”
“Siapa namamu?”
“Cho Chae Won imnida. Dari tingkat 1.”
“Ahh… anak baru rupanya. Pantas masih asing bagiku. Aku Choi Minho, dari tingkat akhir. Kau sendirian?”
Chae Won mengangguk lemah. walau sebenarnya dia tak sendirian juga tapi kakak-nya tidak bisa diandalkan jika dalam keadaan seperti ini. Haruskah dia berharap sunbae-nya yang satu ini menolongnya?
“Biar kubantu sampai naik taksi.”
Chae Won tersenyum lebar begitu melihat Minho mengangkat dua kantung besar belanjaannya itu. Tak hanya itu, kedua pipinya pun memerah dan jantungnya sudah berdegup tak karuan sejak interaksi pertamanya dengan sosok Minho.
**
Sooji melirik ke kanan dan kirinya. Hari ini dia sengaja bangun sangat pagi untuk mengendap-endap di lorong siswa tingkat akhir. Lantas memasukki salah satu kelas yang diyakininnya sebagai kelas Kim Myungsoo, targetnya.
“Kali ini harus berhasil. Setidaknya dia harus membuka kado-nya, menyimpannya, dan membaca pesannya. Astaga Bae Sooji kau pintar sekali!” Gumam Sooji setelah meletakkan sebuah kotak berpita di meja milik Myungsoo.
Tak beberapa lama, beberapa siswa sudah mulai berdatangan. Termasuk Kim Myungsoo dan dia cukup terkejut melihat sebuah kado berukuran sedang di atas mejanya.
“Dari siapa itu? Woah… kau mendapat sebuah kado, Kim Myungsoo!” Seru Minhyuk.
Molla.”
“Coba saja buka! Atau aku yang buka!” Ucap Minho yang mencoba mengambil kado itu dari tangan Myungsoo namun tentu saja tidak dibiarkan oleh Myungsoo.
“Ini milikku, Choi Minho! Biar aku yang membukanya!”
Myungsoo membukanya perlahan-lahan. Memberikan rasa penasaran juga bagi kedua temannya.
“Kupikir apa.” Ucap Minho setelah melihat apa yang ada di dalam kotak.
“Kotaknya besar tapi isinya hanya itu? Ckckck…” Sahut Minhyuk yang tak percaya.
Myung mengangguk setelah mengeluarkan semua isi kotak yang sebagian hanyalah robekan-robekan kertas.
Pick gitar dan sebuah kartu ucapan.” Sahut Myungsoo mengeluarkan dua benda yang menjadi ‘hadiah’ sungguhannya.
Grep… Minho mengambil kartu ucapannya dari tangan Myungsoo, membukanya dan terkekeh usai membacanya lebih dulu.
Sunbae, aku menyukaimu. Aku tahu kau pasti terkejut, tapi aku sungguh-sungguh mengatakannya. Aku harap kau mau bertemu denganku dan saling mengenal satu sama lain lebih jauh.” Ucap Minho yang membacakan keras-keras isi dari kartu itu.
“Woah… woah… kau mempunyai penggemar rahasia! Lalu apa yang akan kau lakukan?”
“Tidak ada.” Sahut Myungsoo lalu mengantungi pick gitar hadiahnya juga kartu yang ada di tangan Minho. “Aku sudah tahu siapa orangnya.”
Myungsoo tersenyum simpul dan membuat kedua temannya keheranan.
**
“YAAAA!!! MALDO ANDWE!” Teriak Sooji di kelas.
“Ada apa?” Tanya Soojung heran.
Eotteoke? Aku lupa mencantumkan namamu di kartunya! Huaaa… Bae Sooji jinjja neo pabbo yeoja! Astaga, bagaimana ini????”
“Kartu?”
“Nama?”
Chae Won dan Soojung saling bertatapan satu sama lain. Menunjukkan keheranan mereka sekali lagi dengan Bae Sooji dan tingkah ajaibnya.
“Apa yang kau lakukan memang?” Tanya Chae Won heran.
“Aku memberikan sunbae yang kau sukai hadiah dan kartu ucapan. Tapi aku lupa memberikan namamu di sana. Aissh eotteoke???”
“Kau masih melakukannya?” Sahut Soojung.
Geurom! Aku akan melakukannya sampai kalian berkencan!” Tunjuk Sooji pada Chae Won dengan berapi-api.
“Sepertinya tidak akan pernah terwujud.” Sahut Chae Won yang membuat Sooji mengerutkan dahinya. “Kau salah orang, Bae Sooji.”
NE? MAksudmu? Bukan Kim Myungsoo???”
Chae Won menggeleng.
“Lalu? Bukankah pemilik jaket no.13?”
“Aku tak tahu itu miliknya, tapi yang jelas bukan dia. Aku sudah tahu nama sunbae itu. Dan itu bukan Kim Myungsoo!”
Sooji melongo mendengar penuturan Chae Won barusan. Masalahnya kini jauh lebih besar lagi sepertinya.
“Bae Sooji, neo gwaenchana?” Tanya Soojung yang melihat Sooji terdiam di tempat duduknya dengan mulut menganga lebar dan kedua matanya yang membulat.
**
Sooji membuka lokernya dengan lesu. Dia sudah gagal karena salah orang. Harusnya dia memastikan dulu sebelum memulai aksi-nya. Terlebih klien-nya kali ini adalah sahabat baiknya sendiri. Dia jadi merasa bersalah walaupun Chae Won bilang tidak apa-apa.
PLUK… Sooji mengerutkan dahinya saat sebuah surat jatuh dari lokernya ketika dia membuak lokernya itu.
“Dari siapa ini?” Gumam Sooji lantas mengambil surat itu dan membukanya.
-Aku mau berkenalan denganmu lebih jauh. Jadi kapan kita bisa berkencan?-
Sooji membulatkan matanya tak percaya mendapat sebuah surat singkat namun sangat mengejutkan.
“Apa salah orang?” Tanya Sooji bingung.
Seumur hidupnya, ini pertama kali dia mendapatkan sebuah surat cinta di loker. Biasanya dialah yang selalu meletakkan sebuah surat cinta di loker.
“Tidak.”
“Jinjayo? Aku tak pernah mendapatkan surat sebelumnya. Mana mungkin ini punyaku.”
“Berarti itu surat pertama untukmu…”
Sooji terkejut. Dia baru sadar jika pertanyaan-pertanyaannya barusan dijawab oleh seseorang. Dan keterkejutannya bertambah begitu dia membalik tubuhnya dan melihat sosok Kim Myungsoo berada di hadapannya.
Sun… sunbae?”
“Jadi apa jawabannya?”
Ne?”
“Kau mau berkencan denganku atau tidak?”
Sooji mengerjapkan matanya berkali-kali. Dia merasa ini seperti mimpi.
Beda dengan Sooji yang tampak masih sangat terkejut, Myungsoo menarik kedua sudut bibirnya melengkung ke atas. Menunjukkan senyuman yang mampu melelehkan setiap gadis yang melihatnya. Lantas, mencondongkan sedikit tubuhnya ke arah Sooji, mensejajarkan bibirnya dengan telinga Sooji.
“Aku menyukaimu, Bae Sooji…” Bisik Myungsoo tepat di telinga Sooji dengan amat lembut.

**END**

JANGAN LUPA RC YA ^o^

JANGAN LUPA RC YA ^o^
Baca , Komen :D