Kalian Suka Baca FF Suzy Berpasangan Dengan Siapa ?? ^_^

Jumat, 25 September 2015

[ONESHOOT] COUPLE OR RIVAL

  No comments    
categories: 
COUPLE OR RIVAL

TITLE : Couple or Rival | Main cast : Kim Myungsoo, Bae Suzy | Other cast : Jung Soojung, Kim Taehee, etc | Genre : Romance, Marriage life, etc | Rating : PG-17 | Lenght : Oneshoot | Author : IRZ | Poster by : IRZ Art.
Sorry for typo’s and Happy Reading ^w^
FF BY : https://myungzyfanfictionland.wordpress.com

Author POV
Tuk… tuk… tuk… terdengar hentakan-hentakan pelan spatula memecah keheningan di sebuah apartement minimalis. Seorang yeoja dengan apron merah jambunya kini tengah membolak balik telur mata sapinya. Namun, raut wajahnya terlihat horor dipagi yang cerah ini. Entah apa yang ia gumamkan. Yang pasti kini ia tengah kesal jika dilihat dari raut wajahnya.
Yeoja itu pun langsung meletakan telur itu di atas nasi goreng yang sebelumnya sudah ia buat. Tak lama ia pun pergi masuk ke kamar mandi untuk buang air kecil. Beberapa menit kemudian ia mengela nafas lega sambil berjalan menuju meja makan, giginya menggertak saat menyadari kini ada seorang namja yang memunggunginya. Namja itu sudah duduk manis sembari memakan nasi goreng beserta telur yang sudah susah payah ia buat.
Namja itu mebalikan badannya saat yeoja itu menepuk pelan pundaknya. “Oh yeobo… nasi goreng buatanmu enak sekali” ucap Namja itu sambil mengunyah. “Kau senang yeobo?” tanya yeoja itu. “Geurom… kau memang yang terbaik” ucap Namja itu senang.
Yeoja itu pun mengangkat spatula yang sendari tadi ia sembunyikan di balik punggungnya. “Argghh… panas!!!” pekik Namja itu saat yeoja itu menempelkan spatula panas di pipi namja itu. Buk! Buk! Buk! Yeoja itu terus saja memukul namja itu, pasti sudah bisa ditebak penampilan namja itu. Ya… wajahnya penuh dengan minyak goreng dan sedikit merah akibat panasnya spatula.
Yeoja itu tersenyum menang melihat namja itu meringis di atas sofa. “Bagaimana sarapan pagimu Kim Myungsoo?”. Namja bernama Myungsoo itu hanya mendesis sambil menempelkan es di wajahnya yang merah itu. “Yak! Bae Suzy! Kenapa kau kejam sekali dengan suamimu sendiri eoh?!” pekik Myungsoo sambil membuang es itu ke lantai. Yeoja yang dipanggil Suzy itu hanya tersenyum miring sambil menyilangkan kedua tangannya. “Siapa suruh kau memakan sarapanku?” decak Suzy sebal. “Yak! Kau ini kan istriku, memang seharusnya kau menyiapkan sarapan!” dumel Myungsoo tak terima. “Itu hanya dimimpimu Kim Myungsoo” ungkap Suzy meledek.
#Flashback.
“Suzy~ah kau mau ne menikah dengan putra teman ayahmu?” ucap Ny. Bae memohon. Suzy mendelik mendengarnya. “Shirreo! Aku ini masih muda eomma, aku tak mau menikah muda” dumel Suzy. “Kau tau, putra teman ayahmu itu sangat tampan” ucap Ny. Bae dengan nada menggoda. Suzy membalikan tubuhnya yang sendari tadi memunggungi ibunya. “Memangnya setampan apa namja itu?” tanya Suzy mulai tertarik. “Dia itu lebih tampan dibanding Robert pattinson” ucap Ny. Bae bangga. “Omo! Jongmalyo?” tanya Suzy antusias.
Sementara di tempat lain…
“Appa kenapa kau ini? Memangnya kau tak percaya kalau anakmu ini bisa mendapatkan calon istri sendiri?” dumel Myungsoo bergelayut pada tangan appanya. Tn. Kim menghela nafasnya sembari menutup koran paginya kasar. “Bagaimana appa bisa percaya padamu kalau kau selalu dingin pada yeoja-yeoja yang kencan buta denganmu eoh?” ucap Tn. Kim lesu. Ny. Kim pun ikut duduk di samping Tn bae sambil membawa teh herbal untuk suaminya. “Yeoboo ini tehmu, Myungsoo~ah appamu benar. Lagipula putri teman ayahmu itu sangat cantik, sopan dan saat dia tersenyum… aigoo manisnya, kenapa aku malah melahirkan anak laki-laki bukannya perempuan” gumam Ny. Kim Lesu.
Myungsoo yang mendengarnya hanya mendesis sembari duduk di sofa yang berhadapan dengan ayah dan ibunya. “Kalau begitu, masukan lagi saja aku ke perut eomma” dumel Myungsoo membuang mukanya. Pletak! Myungsoo meringis saat koran yang Tn. Kim pegang sukses mendarat dikepalanya. “Appa…!” dumel Myungsoo. “Kau ini! Jangan bicara sembarangan! Dan kau juga yeoboo, kau menyesal punya anak Myungsoo” dengus Tn. Kim, Myungsoo hanya menjulurkan lidahnya pada Ny. Bae saat ayahnya membelanya. “A… aniyo, aku hanya ingin cepat-cepat punya menantu. Jangan marah ne, yeoboo…” rajuk Ny. Bae sembari mengedipkan matanya pada Tn. Kim, Myungsoo hanya mendelik melihat kelakuan ibunya itu.
“Geunde… kenapa kau tak mau menikah dengan putri teman appamu itu?” tanya Ny. Kim. “Tentu saja aku tak mau! Aku melihat mukanya juga belum pernah, bagaimana dia bisa menjadi istriku kelak” ungkap Myungsoo panjang lebar. “Hah… padahal dia itu lebih cantik dan seksi dibanding Angelina Jolie” terang Ny. Kim lesu.
Walaupun di tempat yang berbeda, namun kedua orang ini memperlihatkan ekspresi yang sama. Ya… ekspresi sumringah.
“Seksi…?” tanya Suzy dan Myungsoo sama walaupun di tempat yang berbeda dan kedua ibu mereka pun mengangguk mengiyakan.
“CALL!!!” pekik Suzy dan Myungsoo setuju
#Flashback end.
Suzy hanya mendesis saat melihat rekan modelnya sekaligus sahabatnya hanya tertawa dengan puasnya. “Ya… Bae Suzy, hanya dengan embel-embel Seksi kau langsung setuju begitu saja dengan Rivalmu itu?” tanya yeoja cantik dengan rambut dibelah tengah dan panjang bergelombang bernama Soojung. “Siapa yang tak mau menikah dengan namja yang lebih tampan dan lebih seksi dibanding Robert Pattinson. Argghhh… kenapa aku langsung percaya begitu saja dengan ucapan eomma? Ck, seksi apanya? Namja gila itu tubuhnya kurus seperti semut” gerutu Suzy sambil meyesap habis kopi panasnya habis.
“Ya… bukannya Kim Myungsoo itu tampan, kau kan tau saat Sma dan Kuliah dulu, dia itu populer bak kpop idol, bahkan fans-fans nya itu membuat perkumpulan pecinta Myungsoo” terang Soojung. “Ck, perkumpulan pecinta Myungsoo. Kau pikir dia itu sejenis kucing ada perkumpulan pecinta segala. Ish… menggelikan”
“Ya… lagipula kau sudah sebulan menikah dengannya, lalu kenapa kau baru memberitahuku?” tanya Soojung sebal. “Ck, siapa suruh kau susah dihubungi saat kau pergi ke Chicago!” dumel Suzy memanyunkan bibirnya. “Hehhe… mian, aku menghilangkan ponselku saat pergi berkencan dengan Minhyuk oppa” ucap Soojung tersenyum manis. “Ck, kau jangan tersenyum seperti itu” tukas Suzy singkat, Soojung pun hanya mensedesis mendengarnya.
“Suzy~sii tema kali ini sedikit dark gothic seperti itu, jadi segera bersiap-siap” ucap salah satu staff pada Suzy. “Ne, algeseumnida, eumm… geuge, siapa yang akan menjadi parterku kali ini?” tanya Suzy sopan, staff itu hanya tersenyum mendengarnya. “Kau akan tahu sendiri” ucap staff itu sebelum pergi dan Suzy pun sedikit menundukan tubuhnya mengerti.
“Ya… apa kau tau siapa yang akan menjadi parterku pemotretan kali ini?” tanya Suzy pada Soojung. “Eumm… molla, aku hanya tau kalau dia seorang idol Rock yang baru saja naik daun” terang Soojung, Suzy hanya mengangguk mengerti.
“Ya… aku pergi dulu ne, bye” Ucap Suzy seraya pergi dan Soojung hanya melambaikan tangannya. Setelah selesai bersiap, ia pun langsung ke tempat pemotretan, matanya membelalak saat mendapati Myungsoo yang tengah duduk sembari memainkan gitarnya. “N..Neo!” pekik Suzy tak percaya.
Myungsoo mengerjapkan matanya, ia pun berdiri di depan Suzy. “Eoh, kau disini? Sedang apa kau?” tanya Myungsoo heran.
“Hahaha… pasti kalian senang bisa menjadi parter kerja kali ini kan?” ucap produser menhampiri mereka. “Mwo?!” pekik mereka bersamaan. “Aigoo… jangan sesenang itu eoh” ucap produser itu kembali. Myungsoo hanya tersenyum menang mendengarnya, segera ia melingkarkan tangannya di pinggang Suzy dan merapatkan tubuhnya. “Ayo kita bekerja sama yeoboo…” ucap Myungsoo tersenyum miring. “Ikhh… menggelikan” ucap Suzy melepaskan tangan Myungsoo dari pinggangnya.
“Aigoo… mereka memang pasangan yang sangat serasi” gumam miyongsa sembari menggenggam sisir, Soojung hanya menahan tawanya saat mendengar mereka. “Kalau mereka tau kalau pasangan ini adalah rival, pasti mereka akan shock” gumam Soojung pelan sambil tertawa.
“Ok! Suzy~sii tolong lebih rapatkan tubuhmu pada suamimu” perintah fotografer, Suzy menesis sebal mendengarnya. “Ige..?” ucap Suzy mencoba tersenyum. “Aigoo… yeoboo, kenapa kau seperti itu, harusnya kau seperti ini” bisik Myungsoo sambil merapatkan tubuh Suzy.
Suzy menelan salivanya saat kini wajahnya dekat sekali dengan Myungsoo. “Nah… seperti itu, pertahankan” ucap Fotografer sembari mengambil foto.
“Matamu bisa keluar jika terus menatapku seperti itu” Suzy mengerjapkan matanya saat Myungsoo mengatakan itu, Suzy langsung membenturkan dahinya ke dahi Myungsoo. Myungsoo memegang dahinya yang terasa sakit.
“Omo! Kalian kenapa eoh?” tanya para staff bingung. “Aigoo… hahaha, gwenchanna… ini sering terjadi pada kami, benarkan oppa” Ucap Suzy tertawa dengan renyahnya, Myungsoo hanya mendesis mendengarnya. Soojung yang sendari tadi menonton proses pemotretan, hanya bisa memegang perutnya yang terasa digelitiki melihat pasangan muda itu. “Aigoo… dia bilang oppa barusan” gumam Soojung di sela tawanya.


“Gamsahamnida… gamsahamnida…” ucap Myungsoo dan Suzy sambil membungk
ukan tubunya memberi hormat. Suzy mendesis saat melihat Soojung menghampirinya sambil bertepuk tangan. “Wah…wah…wah… kalian memang pasangan yang unik” ucap Soojung memuji.
“Aigoo… Jung Soojung matchi?” tanya Myungsoo memastikan, Soojung hanya mengangguk membenarkan. “Wah, kau menjadi model juga rupanya” ucap Myungsoo senang. “Ck, manis sekali omongannya itu, menggelikan” decak Suzy pelan. Myungsoo mencubit hidung Suzy pelan “Aigoo… bilang saja kalau kau cemburu jika suamimu ini menggoda yeoja cantik seperti Soojung”
“Ck, membuang tenaga saja. Untuk apa aku harus cemburu, Soojung~ah kajja” Suzy menarik Soojung pergi. “Myungsoo oppa, aku duluan…” lambai Soojung.


Myungsoo melepas sepatunya dan menggantinya dengan sandal rumah, ia melirik jam dinding. Jarum jam sudah menunjukan jam 10 malam, ia keasikan mengobrol dengan teman lamanya Seung Joon hingga lupa waktu.
“Pasti dia sudah tidur” gumam Myungsoo meletakan gitarnya di atas meja. Myungsoo menghela nafas melihat Suzy kini tengah tidur di sofa dengan beberapa kaleng bir yang berserakan di lantai. “Bae Suzy kenapa kau terus menyusahkanku eoh?” Myungsoo pun berjalan menuju kamarnya dan Suzy.
Myungsoo segera merebahkan tubuhnya di atas ranjang setelah mandi. Namun matanya tak kunjung menutup entah mengapa, ada rasa khawatir saat membiarkan Suzy tertidur di sofa begitu saja. Myungsoo pun mendudukan tubuhnya sambil menghela nafas, segera ia berjalan menghampiri Suzy yang tertidur pulas.
“Oy… Bae Suzy ireona” ucap Myungsoo sedikit menggoncangkan pundak Suzy agar ia terbangun.
“Ppali ireona…” ucap Myungsoo kembali. “Ck, kenapa dia tidur seperti orang mati seperti ini”
Myungsoo pun mendekatkan wajahnya sembari menekan-nekan pipi Suzy dengan telunjuknya. “Oy… yeoja aneh, apa kau tak pegal eoh tidur disini?” kembali Myungsoo menghela nafas saat tak ada respon apapun dari Suzy. Terpaksa ia membopong Suzy menuju kamarnya.
“Oh… Kim Myungsoo kenapa kau membopongku?” tanya Suzy dengan mata sayu. Myungsoo mendudukan Suzy di tengah ranjang sambil membenarkan sebuah guling yang menjadi pembatas. “Siapa suruh kau tidur seperti batu” dumel Myungsoo. “Ck, bilang saja kalau kau sedang menggodaku” ucap Suzy mabuk. “Eiy… kau berharap kalau aku menggodamu? Ck, buang-buang waktu saja, ya… kenapa kau melingkarkan tanganmu dileherku, lepaskan!”
“Hssstt… kau mau menyangkal eoh?”
“Kau mabuk berat rupanya, cepat lepaskan. Ya ya! Mworaneungoya!”
“Ck, memang kau saja yang bisa menggoda, aku juga bisa Kim Myungsoo” ucap Suzy menyeringai.
“Hah jinjja, otaknya tak beres jika mabuk seperti ini, dengarkan aku… aku tak…”
Cup~ Myungsoo mengerjapkan matanya saat Suzy mengecup bibirnya singkat. “Ishh… kenapa kau banyak bicara eoh? kau sama cerewetnya seperti eommaku” dumel Suzy sembari menangkup kedua pipi Myungsoo.
“Aish jinjja, neo… hmmmppphh…” mata Myungsoo terus mengerjap saat Suzy melumat bibirnya, perlahan ia pun menutup matanya dan mengikuti permainan Suzy. Myungsoo menyusupkan tangan kananya di pinggang Suzy menepis jarak antara mereka, sementara tangan yang satunya bertengger manis di punggung Suzy.
3 menit…
5 menit…
Entah berapa menit sudah berlalu, namun dua insan ini tak kunjung mengakhiri ciuman mereka. Suzy melepaskan tautan bibirnya sambil mengatur nafas, ia tersenyum miring melihat Myungsoo kini diam menatapnya.
“Eottae? Kau sudah tergoda Tuan Kim” ungkap Suzy penuh kemenangan.
“Oh… chukkae Nyonya Kim, kau berhasil menggodaku” ucap Myungsoo sebelum melumat bibir Suzy kembali, Suzy menutup matanya kembali dan memeluk pinggang Myungsoo erat, sementara Myungsoo menangkup pipi Suzy tak berminat mengakhiri ciumanya.
Mereka pun tak kunjung melepaskan tautan bibir mereka walaupun kini posisi mereka sudah tertidur diranjang dengan posisi berhadapan. Seperkian menit berlalu, Myungsoo melepaskan tautan bibirnya tanpa melepaskan tanganya yang sendari tadi menangkup pipi Suzy.
Suzy tersenyum dengan mata sayu. “Kau lihat, memangnya kau saja yang bisa mengoda eoh” gumam Suzy sebelum ia kehilangan kesadaran diri. Myungsoo menyelipkan rambut panjang Suzy yang menjuntai menutupi wajah cantiknya ke belakang telinganya, ia tersenyum saat mendengar dengkuran halus milik Suzy. “Yeppeo…” gumam Myungsoo pelan sebelum ia menutup matanya sambil melingkarkan tangannya di pinggang Suzy.


“Eung…” Suzy mengerang saat sinar matahari masuk menembus gorden kamarnya, matanya mengerjap mencoba membukanya sempurna. Suzy tak berhenti berkedip saat matanya menangkap wajah Myungsoo yang sangat dekat dengan wajahnya, matanya membelalak saat menyadari kini tangan Myungsoo tengah melingkar manis di pinggangnya.
“Maria… Ave maria…” igau Myungsoo pelan sembari mempererat pelukannya. “Ikkhhh….!!!” Suzy memekik sembari mendorong tubuh Myungsoo hingga jatuh kelantai.
“Argghhh…. yak!” Myungsoo mengelus pantatnya yang terasa sakit. “Mworaneungoya!!!” pekik Suzy sambil menyilangkan kedua tangannya di dada. “Yak! Memangnya apa yang sudah ku lakukan eoh?!” pekik Myungsoo masih mengelus pantatnya. “Yak… Neo!” Suzy terdiam sejenak saat sebuah ingatan muncul begitu saja di pikirannya.
Oy… Bae Suzy ireona
Ppali ireona…
Ck, kenapa dia tidur seperti orang mati seperti ini
Oy… yeoja aneh, apa kau tak pegal eoh tidur disini?
Oh… Kim Myungsoo kenapa kau membopongku?
Siapa suruh kau tidur seperti batu
Ck, bilang saja kalau kau sedang menggodaku
Eiy… kau berharap kalau aku menggodamu? Ck, buang-buang waktu saja, ya… kenapa kau melingkarkan tanganmu dileherku, lepaskan!
Hssstt… kau mau menyangkal eoh?
Kau mabuk berat rupanya, cepat lepaskan. Ya ya! Mworaneungoya!
Ck, memang kau saja yang bisa menggoda, aku juga bisa Kim Myungsoo
Hah jinjja, otaknya tak beres jika mabuk seperti ini, dengarkan aku… aku tak…
Cup~ Ishh… kenapa kau banyak bicara eoh? kau sama cerewetnya seperti eommaku
Suzy menggigit bibir bawahnya saat mencoba mengingat kembali apa selanjutnya terjadi.
“Aish jinjja, neo… hmmmppphh…”
“Eottae? Kau sudah tergoda Tuan Kim” ungkap Suzy penuh kemenangan.
Matanya membelalak matanya saat melihat ingatannya yang terakhir, Myungsoo yang melihatnya hanya menatapnya bingung. Kenapa tiba-tiba Suzy diam seperti itu.
“Oy… kau kenapa eoh? tadi memekik tak jelas. Sekarang malah diam mematung seperti itu?” tanya Myungsoo mencoba bangkit berdiri.
“A..A…ku ingin mandi” Suzy segera berlari masuk ke kamar mandi. “Ck, dasar yeoja aneh” Myungsoo menggidikan pundaknya dan ia pun membuka semua gorden kamarnya agar sinar matahari masuk.


Suzy mematut dirinya di depan cermin sambil berputar ke kiri dan ke kanan. “Perfect!” ucapnya senang dan ia pun langsung ke luar kamar untuk sarapan. Ia pun mengambil satu helai roti tawar dan mengolesnya dengan selai blueberry kesukaannya. Myungsoo yang tengah asik memakan rotinya menoleh pada Suzy. “Oy… kenapa kau sudah rapih seperti itu? Ini kan masih pagi?” tanya Myungsoo sambil mengunyah rotinya.
“Aku ada jadwal pemotretan pagi di taman kota” ucap Suzy sekenanya. Myungsoo hanya mengangguk sambil ber o ria menanggapinya, Suzy hanya mendesis. “Ya… kenapa makanmu seperti anak kecil eoh? ige… ada selai di ujung bibirmu” Suzy menunjuk ujung bibir Myungsoo yang terdapat selai disana. “Eodi…?” tanya Myungsoo sambil menjulurkan lidahnya mencoba menjilat selai itu. Mata Suzy terus mengerjap saat Myungsoo memainkan bibirnya.
Cup~ Ishh… kenapa kau banyak bicara eoh? kau sama cerewetnya seperti eommaku
“A…aku selesai” ucap Suzy terbata-bata dan langsung berdiri dari kursi. Ya… kau baru memakan satu gigit saja” Myungsoo pun ikut berdiri hingga Suzy menabrak tubuhnya. “Omo!” Suzy hampir saja terjungkal kalau saja Myungsoo tak menarik pinggangnya.
“Ya… kau ini kenapa eoh?” tanya Myungsoo. Suzy menelan salivanya saat melihat wajah Myungsoo dari dekat. “Lepaskan aku… aaa!!!” Suzy meringis kesakitan saat ia terjatuh ke lantai. “Suzy~ah gwenchanna?” Tanya Myungsoo berjongkok di hadapan Suzy. “Appo…” Lirih Suzy memegangi pergelangan kaki kanannya yang mulai memerah.
“Aigoo… kenapa kau ceroboh sekali eoh sampai sampai terkilir seperti ini. Kenapa kau mendorongku?” tanya Myungsoo panjang lebar. “ah… eottokae?” lirih Suzy kembali. “aku akan mengambil salep, kau jangan bekerja dulu ne. Biar aku yang akan memberitahu managermu” Suzy menarik tangan Myungsoo yang baru saja akan pergi. “Shirreo… aku harus melakukan pemotretan sekarang, aku tak mau istirahat” gumam Suzy lesu. Myungsoo menghela nafas, ia pun membopong Suzy menuju sofa. “Baiklah kalau itu maumu. Aku akan mengantarmu”
“ini salepnya, kau olesi sendiri ne. Aku akan berisap-siap” ucap Myungsoo setelah memberi Suzy salep.
Tak berselang lama, Myungsoo sudah berganti pakaian dengan pakaian serba hitam seperti biasanya. “Ck, kau mengantarku apa ingin ke rumah duka” decak Suzy memperhatikan penampilan Myungsoo. “Ck, sedang sakit masih saja sempat mengomeli, kajja” Myungsoo melingkarkan tangan Suzy ke lehernya. “Argghh… appo” lirih Suzy mencoba berjalan. Kembali helaan nafas yang keluar dari mulut Myungsoo. “Apa yang kau lakukan?” tanya Suzy saat Myungsoo berjongkok membelakanginya.
“Naiklah” pinta Myungsoo. “Shirreo!”
“Yak! Katanya kau mau bekerja, sudahlah kau pergi saja sendiri”
“Ya… ya… ya arraseo arraseo”
Suzy pun melingkarkan kedua tangannya di leher Myungsoo dan segera Myungsoo menggendong Suzy menuju parkiran apartemen.
“Ck, kau seorang model tapi badanmu beratnya seperti karung beras”ledek Myungsoo saat berdiri di depan lift, Suzy hanya memanyunkan bibirnya, Myungsoo tertawa saat melihat pantulan Suzy di pintu lift.
Ting~ Myungsoo dan Suzy pun masuk lift sasaat pintu terbuka. Ting~ pintu lift pun kembali terbuka saat mereka tiba di lantai 3. Ada seorang yeoja paruh baya yang tengah membawa kantung entah apa isinya. “eo… anyeonghaseo ahjumma” sapa Myungsoo menundukan kepalanya. “Eoh… Myungsoo~ah. Omo! Suzy kenapa?” tanya yeoja itu. “Geuge… dia terkilir, tapi dia ngotot ingin bekerja, jadi aku akan mengantarnya” terang Myungsoo tersenyum. “Aigoo… kau memang suami yang perhatian, coba saja suamiku sepertimu. Suzy~ah kau beruntung punya suami sebaik Myungsoo” ucap yeoja itu panjang lebar.
Myungsoo hanya tersenyum kikuk mendengarnya, sedangkan Suzy hanya mendelik mendengarnya. “Cah, ini cupcake untuk kalian berdua, tadinya aku akan memakannya saat di taksi. Tapi sebaiknya aku memberikannya pada kalian, ambilah” yeoja itu pun memberikan kantung yang berisi dua cupcake. “omo ahjumma, apa tak apa-apa?” tanya Myungsoo kembali, yeoja itu mengangguk mengiyakan. “Ah… gamsahamnida ahjumma, kapan-kapan aku akan berkunjung ke apartemenmu bersama Suzy” ucap Myungsoo tersenyum.
Ting~ Suzy, Myungsoo dan yeoja itu pun keluar lift. “Aku duluan ne, kau jaga Suzy eoh” ucap yeoja itu sembari berjalan menuju arah kanan. Myungsoo mengangguk. Mereka pun berjalan menuju parkiran. Mereka bertemu seorang nenek yang sepertinya usai berbelanja. “Oh, apa kalian ingin berangakat bekerja sepagi ini?” tanya halmeoni. “Ne, halmeoni. Suzy ada pemotretan pagi” terang Myungsoo. “Aigoo, kalian masih muda tapi sangat pekerja keras. Cah, ambilah… kalian makan ne saat perjalanan. Aku duluan” Myungsoo menerima dua buah apel dari halmeoni itu.
“Wah… seharusnya setiap hari kau menggendongku seperti ini agar banyak orang memberi kita makanan” ucap Suzy menatap kantung berisi cupcake dan apel. “Kau senang eoh?” tanya Myungsoo. Suzy mengangguk, seulas senyum tergambar di wajah tampan Myungsoo kini.


“Aigoo… punggungku” ringis Myungsoo saat mendudukan Suzy di kursi taman. “Ck, siapa suruh kau menggendongku” dumel Suzy. “ya… Suzy~ah seharusnya kau berterima kasih pada Myungsoo oppa” ucap Soojung. “kau lihat, Soojung saja tau bagaimana cara berterima kasih, seharusnya kau mengucapkannya sekarang. Gomawo oppa…” Suzy hanya bergidik geli mendengarnya.


Suzy yang sedang bersantai di sofa menatap Myungsoo yang tengah duduk di balkon sembari memainkan gitarnya.
I love you neoreul saranghae…
Suzy tersenyum saat melihat Myungsoo tengah bernyanyi, teng~tong~ Suzy pun melirik ke arah pintu dan ia pun segera berjalan menuju layar intercom tuk melihat siapa yang sudah menekan bel apartementanya.
“Eomonim…” Ucap Suzy terkejut saat menyadari kalau ibu Myungsoo lah yang menekan belnya. “Nugu?” tanya Myungsoo berjalan mengampiri Suzy. “Eoh eomma…” ucap Myungsoo tak kalah terkejut. “Ya… kalian tak mau mebukakan pintu eoh” dumel Ny. Kim di layar intercom. “Eo… chakkaman” Suzy segera menekan tombol sampai terdengar bunyi blip bertanda pintu terbuka.
“Eomma… kenapa kau tak bilang akan kemari eoh?” tanya Myungsoo. “Wae? Dia yang menyuruhku tak memberitahumu dulu”dumel Ny. Kim
Tiba-tiba saja ada seorang yeoja cantik menyumbul dari balik punggung Ny. Kim. “Anyeong” sapa yeoja itu pada Myungsoo. Seketika raut wajah Myungsoo berubah saat melihat yeoja itu.
“Nunna!!!” pekik Myungsoo sembari menghambur ke pelukan yeoja itu. “Aigoo… eoremanida Myungsoo~ah” ucap yeoja itu sambil membalas pelukan Myungsoo dan menepuk-nepuk punggungnya. “Ck, kau masih ingin marah eoh kalau aku membawa Taehee kesini?” dumel Ny. Kim. “Aish… apa dianggap pajangan aku ini. Suzy~ah kajja, kita masak saja” dengus Ny. Kim menarik Suzy menuju dapur. Suzy menatap Taehee dan Myungsoo yang kini tengah berpelukan mesra melepas kerinduan.
“Aigoo… Suzy~ah kau jangan salah paham ne, Taehee itu putri dari pamannya Myungsoo. Anak nakal itu memang sangat manja kalau bersama Taehee. Sifatnya itu langsung berubah drastis. “Dumel Ny. Kim panjang lebar sembari memotong sayuran.
“Nunna… kenapa kau tak bilang akan pulang ke Korea eoh? aku kan bisa menjemputmu di bandara” dumel Myungsoo saat duduk di sofa. “Hahaha… mianhe, aku hanya tak ingin merepotkan namdongsaengku yang tampan ini” ucap Taehee sambil mengelus pucuk kepala Myungsoo. “Ck, menggelikan” dumel Suzy pelan namun bisa didengar oleh Ny. Kim. “omo! Kau juga berpikiran seperti itu?” tanya Ny. Kim, Suzy hanya tersenyum kikuk.
“Nunna… apa Italia sbegitu cantiknya sampai-sampai kau baru pulang sekarang?” tanya Myungsoo cemberut. “Hahhaha… aniyo, geuge aku hanya menenagkan diri semenjak kejadian itu” ucap taehee. “Aku pikir kau melupakan namja tampan di depanmu ini” ucap Myungsoo. “Ck, kau tak berubah, masih percaya diri sekali. Ya… bukannya kau yang melupakan nunna, bagaimana bisa kau tak pernah memberi kabar semenjak 3 bulan menikah eoh?” ucap taehee pura-pura marah.
“Aigoo… nunna, bagaimana aku bisa memberimu kabar kalau yeoja itu selalu menyusahkanku” dumel Myungsoo menyilangkan kedua tangannya. “Sepertinya ucapanmu tentang Suzy dulu tak ada satu pun yang benar, ya… kenapa dulu kau sering menjaili dia hingga kau menjadi rivalnya?” tanya Taehee penasaran.
“Molla, aku hanya sangat senang melihat wajah jengkelnya itu, kkkk… kyeopda” Terang Myungsoo terkekeh. Taehee tersenyum melihatnya pletak~ Taehee menjitak kepala Myungsoo pelan, namun Myungsoo tetap saja meringis. “Aigoo… anak ini, kau terlewat polos kalau urusan asmara” terang Taehee tersenyum. “Mwoya? Kenapa nunna tiba-tiba berbicara seperti itu?” tanya Myungsoo heran.
“Kau menyukainya babo” ucap taehee jengkel. “Menyukai siapa? Solma! Mana bisa aku menyukai yeoja aneh itu” ungkap Myungsoo sambil menunjuk Suzy yang masih berkutat dengan masakannya. “Aigoo… kalau kau tak menyukainya, untuk apa kau selalu menjailinya. Jelas sekali kalau kau menyukainya Kim Myungsoo”. “Nunna… itu tak mungkin!”elak Myungsoo, Taehee hanya menghela nafas. “Terserahlah, kau jangan merengek padaku jika terjadi sesuatu dengan perasaanmu itu, arratchi?” Myungsoo mengangguk ragu.
“Ya… mau sampai kapan eoh kalian mengobrol seperti itu” dumel Ny. Kim sembari duduk di meja makan. Taehee dan Myungsoo pun beranjak duduk dan menyantap masakan yang Ny. Kim dan Suzy buat. “Ah… aku belum berkenalan denganmu, Nan Kim Taehee” ucap Taehee yang duduk berhadapan dengan Suzy. “Arrayo eonni, eomonim sudah menceritakannya padaku. Sepertinya kalian dekat sekali ya?’ tanya Suzy penasaran.
“Ck, apa pedulimu Bae Suzy” decak Myungsoo kembali ketus. “Mwoya? Kenapa sifatnya langsung berubah lagi seperti itu?” decak Ny. Kim menggeleng-gelengkan kepalanya. Suzy hanya mendesis saat Myungsoo ketus padanya.
“Myungsoo~ah, Suzy~ah kalian kan sudah 3 bulan menikah, kenapa kalian belum juga pergi bulan madu?” Myungsoo dan Suzy sama-sama tersedak saat Taehee mengatakan itu. Segera Ny. Kim menyodorkan air minum pada Myungsoo dan Suzy. “Nunna, kenapa kau malah membahas hal itu?” dumel Myungsoo. “Waeyo? Aku benarkan ahjumma?” tanya Taehee mengedipkan matanya pada Ny. Kim.
“Geurom… cepatlah kalian berbulan madu, dan cepatlah memberi cucu untukku” ucap Ny. Kim dengan ringannya. Uhuk~ ini kedua kalinya Suzy tersedak, wajahnya memerah saat mendengar Ny. Kim meminta cucu. “Eomma!” pekik Myungsoo. “Wae? Aku benar kan? Itu deritamu sebagai anak tunggal Myungsoo~ah” dumel Ny. Kim
“Mwoya? Kenapa malah menyalahkanku? Seharusnya eomma mengandung lagi agar aku tak menjadi anak tunggal” dumel Myungsoo tak terima. Pletak~ Taehee memukul kepala Myungsoo “Jaga bicaramu itu!” bisik taehee pelan. Ia merutuki ucapannya barusan saat melihat raut sedih eommanya. “Eomma jongmal Mianhe…” sesal Myungsoo. “Taehee~ah kita pulang saja” Ny. Kim bangkit berdiri dari duduknya dan berjalan pergi menuju keluar.
“Myungsoo~ah aku pergi ne, ini hadiah dariku” ucap Taehee memberikan benda persegi sembari menepuk pundak Myungsoo sebelum mengikuti Ny. Kim. Myungsoo hanya diam tak berminat mengucapkan kata apapun. “Myungsoo~ah” ucap Suzy pelan.
Suzy merasa khawatir saat melihat raut sedih Myungsoo. Sementara di luar apartemen, terdengar kikikan senang dan tepukan tangan penuh kemenangan. “Eo… ahjumma, aktingmu itu memang jjang!!!” ucap Taehee mengangkat kedua ibu jarinya. “Geurom… tak sia-sia kan aku sering menonton drama malam” ucap Ny. Kim bangga.
Myungsoo berjalan menuju balkon, tangannya mengepal menggenggam pagar pembatas sembari menatap gemerlap malam lampu kota Seoul. Suzy pun berjalan menghampiri Myungsoo. “Myungsoo~ah gwenchanna?” tanya Suzy ikut berdiri disamping Myungsoo. Myungsoo menghela nafas sambil mendudukan dirinya dikursi.
“gara-gara eomma melahirkanku, dia jadi tak bisa mengandung kembali” gumam Myungsoo. Suzy hanya menatap Myungsoo. Ternyata namja yang sejak dulu ia anggap menyebalkan ini ternyata mempunyai kisah yang menurutnya sangat menyedihkan.
“Bae Suzy, mianhe telah membuat hidupmu tak sesuai keinginanmu. Kau pasti menyesali hidupmu saat harus mengetahui kenyataan jika kau menikah dengan namja bodoh sepertiku ini. Terima kasih telah bertahan denganku. Aku…”
“Jangan diteruskan” ucap Suzy duduk dipangkuan Myungsoo dan memeluknya. Myungsoo terkejut saat merasakan pundaknya kini basah. “Suzy~ah…” ucap Myungsoo memanggil Suzy. “aku bilang jangan diteruskan babo!” pekik Suzy pelan.
“Mianhe, aku hanya menjadi beban untukmu” sesal Myungsoo. Suzy menatap wajah Myungsoo dengan mata sembab. “Suzy~ah kenapa kau menangis?”
“babo! Kenapa kau terus menyalahkan dirimu hah?”
“Mianhe…”
“Siapa bilang kau ini hanya beban bagiku! Berhentilah menyalahkan dirimu!”
Myungsoo menatap lekat wajah sembab Suzy. Suzy mengelus pipi kanan Myungsoo dan balik menatapnya lekat. “Mianhe…” ucap Myungsoo kembali. “Aku akan marah padamu jika kau terus meminta maaf”
Mata Suzy tertutup saat Myungsoo melumat bibirnya sembari menyusupkan tangannya ke pinggang Suzy. Myungsoo terus melumat bibir Suzy lembut saat Suzy memainkan tangannya di rambut Myungsoo. Myungsoo pun berdiri dari duduknya dan menggendong Suzy dari arah depan tanpa melepaskan tautan bibirnya.
Kini ciuman mereka berubah menjadi ciuman panas saat Myungsoo mulai menyiumi leher putih Suzy. Myungsoo tak berniat menyudahi lumatannya pada bibir ranum Suzy. Buk! Suzy pun sedikit meringis saat punggungnya membentur tembok kamarnya, seolah tak peduli. Kedua insan ini pun terus saja melanjutkannya hingga terdengar gebrakan pintu menutup.
Myungsoo menjatuhkan Suzy di atas ranjang tanpa melepaskan tautan bibirnya. Tangan Suzy kini bertengger manis di dada bidang Myungsoo sambil meremas kaus Myungsoo.
Myungsoo melepaskan tautan bibirnya dengan deru nafas yang terengah engah. Ia menatap wajah cantik Suzy yang kini penuh dengan peluh keringat. Myungsoo mengecup singkat ujung hidung Suzy, ia tersenyum melihat rona merah terpancar dari pipi chubby Suzy.
Suzy menarik kaus Myungsoo agar bibirnya kembali bertautan, matanya kembali terpejam saat Myungsoo melumat bibirnya kembali. Tangan kanan Myungsoo menyusup ke tengkuk Suzy untuk memperdalam ciumannya, sementara tangan kirinya meraba-raba mencari saklar lampu, tak lama kemudian semua lampu pun mati setelah terdengar bunyi plip~.


Mata Suzy bergerak mencoba membuka saat kelopak matanya merasakan sentuhan halus nan lembut. Pipinya merona saat melihat namja yang di depannya tengah tersenyum menatapnya lekat. Sebuah lesung pipi mungil terukir saat melihat Suzy membenamkan wajahnya dibalik selimut. Myungsoo menarik selimut tuk menutupi pundak Suzy yang kini tak tertutupi dengan sehelai benangpun. “jaljaseoyo?” tanya Myungsoo menarik Suzy ke pelukannya. Dikecupnya kening Suzy saat ia merasakan Suzy mengangguk.
“Myungsoo~ah aku harus mandi” ucap Suzy pelan. “Sebentar lagi saja, tetap seperti ini” ucap Myungsoo mengeratkan pelukannya.
“Suzy~ah…”
“Hem…”
“Mianhe…”
“Kenapa kau terus meminta maaf?”
“Nanti kau cuci sprei dan selimut ya?”
Buk~ Suzy melempar bantal persis terkena wajah Myungsoo, Myungsoo hanya terkekeh melihat wajah malu Suzy. “Pikyeo! Aku mau mandi!” pekik Suzy melepaskan tangan Myungsoo yang sendari tadi bertengger di pinggangnya dan berjalan menuju kamar mandi dengan selimut melilitnya.
“yeoboo… kau marah eoh?” tanya Myungsoo sembari memakai celananya. “Yak! Kenapa kau memeluku, pikyeo!”
“Kita mandi sama-sama ne?” ucap Myungsoo mengedipkan matanya.
“yak! Byeontae!” pekik Suzy dan berlalu masuk ke dalam kamar mandi, Myungsoo hanya terkekeh melihatnya.


“Suzy~ah kau masih marah eoh?” tanya Myungsoo sembari melihat Suzy yang tengah memakan supnya dengan wajah marah. “Chagiya… kau marah eoh?” tanya Myungsoo kembali. “Ck, menggelikan” gumam Suzy pelan.
Myungsoo mendegengus sembari menyandarkan tubuhnya di sandaran kursi. “Bae Suzy, kau tak mau bicara dengan suamimu?”
“Eoh” ucap Suzy sesingkatnya. Myungsoo hanya menggelengkan kepalanya sembari mengambil hadiah yang diberikan Taehee semalam. Segera ia merobek bungkus hadiah itu.
“eo… lukisan” ucap Myungsoo mengangkat dua lukisan itu.
FotoSketcher - MyungFotoSketcher - jsf
“Wah… bukankah ini pose saat kita pemotretan itu?” tanya Suzy menghampiri Myungsoo. “Hmm… mungkin Nunna melihatnya di majalah” ucap Myungsoo. “Chakkaman, bukankah kau tak mau bicara denganku?” tanya Myungsoo.
Suzy hanya mendelik kesal. “Cepatlah buka yang satu lagi, ppali!” perintah Suzy. “Ck, kau ini arraseo arraseo” Myungsoo segera merobek bungkus hadiah yang satunya, dia tertegun saat melihat lukisan yang kedua.
FotoSketcher - Taehee
“Ma Ri~ah” gumam Myungsoo sedih. “Ma Ri? Siapa dia?” tanya Suzy. “Putri Taehee nunna yang meninggal” Suzy terkejut mendengarnya, ia pun duduk di samping Myungsoo. “ Myungsoo~ah gwenchanna?” tanya Suzy.
“Ma Ri dan Min Woo hyung meninggal 2 tahun lalu akibat kecelakaan mobil”terang Myungsoo sedih. Tangan Suzy mengelus pundak Myungsoo, Myungsoo terseyum menatap Suzy “Nan gwenchanna”
“Taehee nunna pergi ke Italia untuk menenangkan dirinya dari kejadian itu, hah… aku rindu Ma Ri” Myungsoo menatap lekat lukisan Ma Ri yang sedang tertawa bersamanya dan Suzy.


Satu tahun kemudian…
“Myungsoo~ah…” ucap Taehee, orang tua Myungsoo dan Suzy bersamaan. Myungsoo tersenyum sembari menyeka keringatnya. “ya… jangan diam seperti itu, cepat katakan!” omel Taehee tak sabaran.
“Nunna!!!” pekik Myungsoo berhambur memeluk Taehee. “Ya..ya… kau tak malu kalau disini ada mertuamu” celetuk Ny. Bae. Segera Myungsoo melepaskan pelukannya dari Taehee dan menunduk meminta maaf.
“palli!!!” desak Taehee. Myungsoo kembali tersenyum. “Dia cantik…” gumam Myungsoo senang.
“Omo! Yeoboo… cucu kita perempuan” seru Ny. Kim menyeka air matanya, “Kim seobang, bagaimana dengan Suzy?” tanya Ny. Bae khawatir. “Gojongma eomonim, Suzy baik-baik saja” Ny. Bae menghela nafasnya lega saat mendengar anaknya baik-baik saja.


“Suzy~ah chukkae!” pekik Soojung memeluk Suzy erat. Semua orang tersenyum melihat Myungsoo membawa seorang bayi yeoja cantik yang kini tengah tertidur. Segera ia memberikannya pada Suzy, Myungsoo menyeka buliran air mata Suzy di ujung matanya, “Suzy~ah dia cantik sepertimu” gumam Myungsoo tersenyum.
“Suzy~ah Myungsoo~ah apa kau sudah menyiapkan nama untuk aegimu?” tanya Taehee. “Ah majja, yeoboo… sebaiknya kita namai cucu kita apa? Eumm…” pikir Ny. Bae.
Suzy tersenyum sembari menyelipkan jari telunjuknya agar digenggam oleh yeoja kecilnya ini. “Ma Ri… Kim Ma Ri, nama yang cantik bukan” ucap Suzy tersenyum sambil menatap Taehee tersenyum. Taehee tertegun mendengarnya, ia menyeka air matanya dan tersenyum pada Suzy.
“Kim Ma Ri, itu nama tercantik yang aku dengar” senyum Taehee.
Myungsoo dan Suzy saling terseyum dan menatap satu sama lain, “Eung…”
“Omo… Ma Ri mengerang, aigoo… kyeopda” ucap Soojung senang.
Myungsoo mengelus pucuk kepala Suzy dan mengecupnya singkat, lalu ia beralih mengecup dahi Ma Ri yang masih merah itu. “Gomawo Suzy~ah” ucap Myungsoo. “Nado… gomawo oppa” balas Suzy.
Itulah yang Myungsoo suka, saat Suzy memanggilnya oppa, ada rasa gemuruh kebahagiaan di dalam hatinya saat Suzy mengatakan satu kata itu. Kini hidupnya terasa sempurna, seorang istri dan ditambah lagi kedatangan malaikat kecil seperti Ma Ri.
“Huuhh… tak kusangka, kalian berdua sebagai Rival abadi bisa membuat ku iri dengan kisah cinta kalian, ku pikir hanya akan ada perang ke III setelah kalian menikah” terang Soojung dengan ringannya.
Orang tua Myungsoo dan Suzy saling menatap tak mengerti. “Soojung~ah apa maksumu Rival?” tanya Tn. Bae
“Ahjussi tak tau kalau Suzy dan Myungsoo itu selalu ribut dan berselisih dari SMA sampai Kuliah pun mereka masih berlanjut menjadi Rival. Semua orang pun menjuluki mereka Tom dan jerry”
“Mwo!” Pekik Orang tua Myungsoo dan Suzy.
“JUNG SOOJUNG!!!” pekik Suzy dan Myungsoo bersamaan.
“Ah wae? Oooppss… aku keceplosan” ucap Soojung baru menyadarinya, kemudian ia tersenyum tanpa dosa. Taehee yang melihatnya hanya bisa terkekeh.
“Min Woo oppa, Ma Ri~ah… apa kalian melihatnya disurga sana? Ma Ri~ah lihat Myungsoo oppamu, dia tersenyum sekarang. Oppa, jaga Ma Ri ne disana” ucap Taehee di dalam hatinya sembari melihat keluarganya yang sedang berselisih.

~END~
Comments
0 Comments

0 komentar:

Posting Komentar

JANGAN LUPA RC YA ^o^

JANGAN LUPA RC YA ^o^
Baca , Komen :D