Kalian Suka Baca FF Suzy Berpasangan Dengan Siapa ?? ^_^

Selasa, 29 Desember 2015

[ ONESHOOT ] After A Long Time Has Passed

  1 comment    
categories: 

FF Oneshoot (Myungsoo-Suzy) // After A Long Time Has Passed
Oleh Nana Dewi



SUZY POV

Udara hangat musim semi kembali berhembus, bunga cerry blossom mulai bermekaran. Ku tatap satu persatu bunga indah itu, warnanya yang cantik membuatku terus takjub memandanginya.
Sesaat aku mulai memejamkan kedua mataku,  mencoba menikmati udara hangat yang menyentuh wajahku. Samar-samar aku mendengar langkah kaki seseorang yang berjalan mendekatiku.

“Bae Suzy…”

Aku membuka kedua mataku seraya menoleh tepat pada sesosok pria bertubuh jangkung yang tengah berjalan kearahku.

“apa yang kau lakukan disana?” tanyanya.
“menunggumu…”ucapku sembari tersenyum lembut.


Aku memutar tubuhku dan berjalan menghampirinya yang juga tengah berjalan kearahku.

“bagaimana ujiannya?” tanyaku
“berjalan dengan lancar…jika tes kali ini berhasil maka 2 minggu lagi aku sudah mulai pendidikan.”ucapnya seraya memutar tubuhnya dan berjalan di sampingku.

Aku hanya tersenyum lembut sembari mengamati rumput hijau yang menjadi tumpuan langkah kakiku. Pria di sampingku ini adalah kim myungsoo, dia adalah seseorang yang tanpa aku sadari selalu ada di setiap langkahku. Kami terdiam sejenak, sembari mengamati bunga cerry blossom yang mulai bermekaran.

“mmm….bagaimana kau dengan Minho Sunbae?” tanya nya.

Akhirnya dia menanyakan hal itu juga.

“baik-baik saja…”ucapku datar.
“sepertinya hubungan kalian menuju kearah yang lebih seirus.” Ucapnya
“entahlah….”

Huh…aku menghela nafas panjang dan menghembuskannya dengan berat.

“wae?” dia menoleh padaku dengan gurat kebingungan di wajahnya.
“aniyo…”ucapku datar dan terus berjalan menapaki rerumputan hijau yang membentang luas di depanku.

--- ---- ---- ---- --- ---

“2 waffle caramel dan 2 ice americhano…” ucapku pada owner salah satu coffeeshop yang berada di dekat dinas militer di pusat kota seoul.
“tunggu sebentar…”ucap owner itu dengan ramah.

Sembari menunggu pesananku datang, aku menoleh pada namja bermata tajam yang sedang duduk menungguku di sudut coffeeshop. Sesaat dia tersenyum lembut padaku, memperlihatkan eye smile nya yang selalu membuat jantungku berdetak lebih cepat.
“2 waffle caramel dan 2 ice americahno nya sudah siap…”ucap owner itu yang sukses membuyarkan lamunanku. Aku meraih uang beberapa puluh ribu won dari dalam dompet dan memberikannya pada owner itu, kemudian menghampiri myungsoo sembari membawa nampan besar yang berisi pesananku.
“kau tidak pernah berubah…” ucapnya begitu aku duduk di depannya.
“wae?”
“waffle caramel.” Dia tersenyum lembut sembari mulai menyeruput ice americanonya.

Dia masih mengingatnya, makanan kesukaanku.

Ddrrtt..dddrrrtt…dddrrrtt…

Aku, juga myungsoo menoleh pada ponselku yang tergeletak di atas meja coffeeshop. Aku hanya terdiam sembari menatap layar ponselku yang terus bergetar tanpa berniat untuk mengangkat panggilan telfon itu.

Minho Oppa memanggil…

“kau tidak mengangkatnya?” tanya myungsoo.

Aku menghembuskan nafas beratku sembari meraih ponsel itu dan mengangkat sambungan telfon itu.

“ya’…bae suzy, kau dimana? Apa yang sedang kau lakukan? Kenapa kau lama mengangkat telfon dariku?”

Belum sempat aku mengucapkan sepatah katapun, dia sudah menghujaniku dengan berbagai pertanyaan tanpa henti.

“aku sedang makan di luar bersama temanku.” Ucapku datar.
“nugu? Laki-laki atau perempuan? Apa yang kalian lakukan?”

Tidak bisa kah dia bertanya satu persatu, ayoolah….berhentilah bersikap overprotektif seperti ini padaku.

“kenapa kau tidak menjawab pertanyaanku? Kau makan bersama siapa dan dimana?” tanya nya lagi.
“oppa…aku tutup dulu, nanti aku telfon lagi.”

Tanpa menunggu persetujuan darinya dengan cepat aku memutuskan sambungan telfonnya. Huh…sudah aku pastikan pasti dia akan marah membabi buta padaku, jika kami bertemu nanti. Sesaat aku menoleh pada myungsoo yang tengah sibuk melahap waffelnya.

“dia masih overprotektif padamu..”ucap myungsoo sembari menyeruput ice americhanonya.

Aku hanya tersenyum hambar dan mulai ikut melahap waffle caramelku.

* * *

MYUNGSOO POV

Aku meraih sebuah figura kecil yang masih terpajang manis di atas meja rias kecil yang ada di kamarku, aku menatap lekat wajah gadis cantik yang terpajang manis di figura cantik ini.

Gadis ini…masa remajaku yang indah. Banyak hal yang telah kami lewati sampai hari ini, setiap kali memgingat kenangan indah itu. Berfikir ingin kembali…selalu tersirat di hati kecilku.

Aku ingin kembali…kembali mengukir cerita manis bersamanya. Gadis cengeng yang selalu menangis di depanku karena hal-hal kecil, gadis cerewet yang selalu memarahiku karena hal konyol yang selalu aku perbuat.

Setiap kali aku memikirkan ingin kembali padanya, lagi-lagi harapan dan keinginan itu memudar setiap kali mendengarnya bercerita tentang seseorang yang selalu mengisi hari-harinya setelah aku pergi.

Choi Minho…

Namja arogan yang kini sudah berhasil menendangku hingga terpental jauh dari hati gadis cantik ini.

“myungsoo-ya…”

Aku cukup tersentak begitu seseorang menyadarkanku dari lamunanku. Aku menoleh kearah pintu kamarku, sesosok namja jangkung tengah berjalan kearahku.

“kau sudah yakin dengan keputusanmu?” tanya Soohyun hyeong.
“mmm…”aku tersenyum lembut sembari meletakan kembali figura itu.
“kau tau jadi angkatan militer itu tidak ada enaknya, kau hanya akan menghabiskan sisa hidupmu di medan perang dan mengabdi pada negara.”ucapnya seraya duduk di sampingku.
“sejak dulu aku sudah begitu tertarik pada profesi ini, hanya tinggal tes terakhir maka aku akan langsung bergabung menjadi angkatan militer.” Aku menoleh seraya tersenyum senang padanya.

Soohyun hyeong hanya mengangguk-anggukan kepalanya sembari menghempaskan tubuh jangkungnya keatas tempat tidurku.

Aku kembali menoleh pada figura yang sudah kembali terpajang di tempatnya…sekilas kenangan itu kembali muncul.

FLASHBACK

“kau tahu, aku ingin sekali punya suami seorang anggota militer.”

Aku menoleh datar pada gadis cantik yang sejak tadi terus bercerita panjang lebar sembari tersenyum manis membayangkan sesuatu.

“apa bagusnya seorang anggota militer.”ucapku datar.
“saat mereka menggunakan seragam militer mereka itu terlihat sangat keren, seperti seorang super hero.” Ucapnya dengan kedua mata berbinar-binar.

Aku hanya tersenyum kecil sembari terus memandangi wajahnya yang terlihat menggemaskan.

FLASHBACK END

--- ---- ---- ---- --- --- --

SUZY POV

“kenapa kau tidak mengangkat telfonku?”

Aku tersentak kaget saat tiba-tiba seorang namja bermata bulat berjalan menghampiriku. Huh…aku menghembuskan nafas beratku dengan malas. Aku kembali melangkahkan kaki menyusuri koridor kampus, berjalan menuju pintu gerbang kampusku.

“apa kau sedang berselingkuh?”

Aku menghentikan langkahku dan menoleh tajam pada namja yang berjalan di sampingku ini.

“apa tidak ada hal lain yang kau fikirkan tentangku selain hal negative?” aku menatap tajam kedua matanya.
“lalu kenapa kau tidak menjawab semua pertanyaanku kemarin?”

Dengan jelas ku lihat kembali wajah merahnya yang sedang menahan amarah. Dia selalu seperti ini…selalu menganggap apa yang dikirkannya adalah sebuah kebenaran.

“apa hanya karena aku tidak menjawab semua pertanyaanmu, maka kau menuduhku sedang berselingkuh?”

Aku kembali menatap tajam kedua bola matanya yang terlihat semakin membesar karena menahan amarah.

“kau selalu seperti ini, selalu membuat masalah menjadi rumit. Jika sejak kemarin kau menjawab semua pertanyaanku, maka kita tidak akan bertengkar seperti ini.”ucapnya.
“apa aku harus selalu menjawab semua pertanyaanmu?” ucapku tajam.

Sorot matanya seketika semakin menatap tajam kedua mataku, bisa terlihat jelas raut wajahnya memancarkan amarahnya yang sudah tidak bisa lagi di tahan.

“berfikirlah sedikit tentang perasaanku, overprotektif mu itu hanya melukaiku. Tanpa kau sadari dengan sikapmu itu, kau sama saja tidak mempercayaiku…lalu untuk apa hubungan ini jika kau tidak bisa mempercayaiku?”

Aku menatap tajam kedua matanya, deru nafasku terdengar begitu tidak beraturan. Entah ada apa denganku hari ini, namun saat ini aku benar-benar sudah tidak tahan lagi dengan sikap overprotektifnya.

“jadi kau sudah lelah bersamaku?”tanyanya yang sedikit mulai melunak.
“aku hanya lelah dengan semua sikapmu…jika oppa bisa sedikit berfikir tentang perasaanku dan mau sedikit berusaha mempercayaiku, maka pertengkaran yang selalu berulang ini tidak akan pernah terjadi.” Ucapku tanpa mengalihkan pandanganku, yang sejak tadi terus menatap tajam kedua mata bulatnya.
“hubungan kita sudah lebih dari 3 tahun…tapi kita selalu bertengkar karena hal yang sama dan itu terus terjadi sampai hari ini…tidak kah oppa sedikit merasa jengah dengan semua ini.”ucapku lagi

Sorot mata tajam yang tadi mulai melunak, seketika kembali menajam dan semakin tajam. Deru nafasnya terdengar begitu memburu, sesaat aku menoleh pada kepalan kuat tangannya. Dia…lagi-lagi sedang menahan amarahnya.

“kendalikan dulu amarahmu…baru kita lanjutkan lagi pembicaraan ini.”ucapku seraya berjalan melewatinya.

Namun sesaat langkahku terhenti, saat tangan kekarnya mencengkram kuat lenganku.

“kita…putus saja.” Ucapnya tanpa menoleh padaku.

Sesaat, cengkaraman tangannya mulai melemah…aku hanya terdiam membatu. Entah sejak kapan air mata ini mulai keluar, tiba-tiba sudah mentes begitu saja membasahi kedua pipiku.

“mianhae…” ucapnya.

Bisa ku dengar langkahnya yang mulai berjalan meninggalkanku, tanpa menoleh padanya aku terus berjalan menyusuri koridor panjang di depanku. Sesekali aku mengusap kasar air mata yang terus mengalir begitu deras.

Ini begitu menyakitkan…tapi akan lebih menyakitkan lagi jika kami terus bersama. Kami hanya akan saling menyakiti jika tetap bersikukuh mempertahankan hubungan ini. Dan juga tentang perasaanku…yang kembali bingung saat dia tiba-tiba muncul kembali di kehidupanku.

--- ---- ---- ----- - ---- --

“apa tidak ada hal lain, yang bisa di kerjakan oleh wanita selain menangis jika mereka sedang sedih.”

Aku menoleh cepat seraya mengusap air mata yang masih mengalir deras dari kedua mata kecilku. Sesosok pria bermata tajam tengah tersenyum lembut sembari memandangiku.

“myungsoo-ya…”ucapku dengan suara berat. Dia berjalan menghampiriku sembari tersenyum lembut.
“kali ini apa yang kau tangisi? Nilai ujianmu jelek atau kau dimarahi lagi oleh dosenmu? Atau kau di marahi lagi oleh Minho sunbae atau…
“aku putus dengan Minho oppa.” Belum sempat dia meneruskan kalimatnya, dengan cepat aku memotong ucapannya. Membuatnya sontak terdiam sembari menatap lurus bunga cerry blossom yang kembali mulai bermekaran.
“myungsoo-ya…bukankah ini keputusan yang baik? Kami hanya akan saling menyakiti jika terus bersama…benar bukan.”ucapku bergetar, mencoba setenang mungkin sembari menyunggingkan seulas senyum lirih di wajahku.

Sesaat dia berjalan mendekat kearahku, aku cukup terkejut saat dia menarikku kedalam pelukannya.

“kau sedang bicara padaku bukan orang lain, jadi tidak usah berpura-pura seakan-akan kau tidak apa-apa. Menangislah sepuasnya jika itu menyakitkan…”ucapnya seraya mengusap lembut rambut panjangku yang ku biarkan terurai.

Aku hanya terdiam, sembari menahan tangis yang menyesakan ini. kenapa selalu dia…yang selalu menenangkan aku.

* * *

MYUNGSOO POV

“bagaimana perasaanmu?”

Aku menyusuri jalanan kecil yang menuju sebuah sekolah menengah di tengah pusat kota seoul, sesaat aku menoleh pada gadis cantik yang berjalan di sampingku sembari menyeruput bubble tea nya.

“tenang saja…aku sudah tidak apa-apa.” Dia menoleh padaku sembari tersenyum lembut, aku hanya tersenyum kecil menanggapi ucapannya.
“myungsoo-ya, kau ingat tempat itu?”ucapnya seraya menunjuk pada sebuah pohon besar yang berada tidak jauh dari sebuah gerbang sekolah menengah yang Nampak sepi, karena ini hari libur.

Aku menoleh pada sebuah pohon besar yang dulu selalu jadi tempat kami bertengkar karena hal-hal konyol.

“kau dulu selalu mengelilingi pohon itu seperti orang bodoh setiap kali aku marah padamu.” Ucapnya sembari tertawa yang bermaksud untuk menggodaku.
“tapi setelah itu kau mentertawaiku kan, sampai kau lupa kalau kau saat itu sedang marah padaku.”ucapku
“hehehe…” dia hanya tersenyum memamerkan deretan gigi putihnya, kemudian kembali menyeruput bubble tea miliknya.

Langkah kami terhenti tepat di sebuah gerbang sekolah menengah…tempat ini adalah saksi bisu kebersamaan kami di masa lalu, begitu banyak kenangan manis yang terukir disini.

“kau ingat tempat itu?” dia kembali mengingat kenangan manis kami sembari menunjuk kearah kursi panjang yang ada di  pinggiran lapangan basket.
“mmm….saat itu, kau selalu duduk manis di situ menungguiku bermain basket dan juga menjadi bodyguard ku.” Aku tersenyum kecil sembari mengacak kasar rambutnya.
“saat itu kau memang harus benar-benar di awasi, fan girl mu benar-benar sangat banyak belum lagi terkadang mereka terlalu berlebihan.”ucapnya sewot.
“kau cemburu…”aku menyenggol lembut bahunya sembari tersenyum kecil.
“mmm…saat itu.”ucapnya datar sembari berjalan kearah kursi panjang itu.
“lalu saat ini bagaimana jika fan girl ku masih banyak?”

Aku berjalan mengikuti langkahnya, dia berbalik seraya menatapku lekat.

“biasa saja.” Ucapnya datar

Namun terlihat jelas, raut wajahnya yang terlihat keki. Seperti sedang mencoba membuat dirinya setenang mungkin. Aku hanya tersenyum kecil kemudian menarik tangannya agar mengikuti langkahku yang tertuju pada koridor sekolah.

“kau ingat tempat ini….” ucapku sembari menatap lurus lorong panjang yang ada di depan kami.
“mmm….aku sering lari mengejarmu di koridor ini dan juga….

CHUP~

Aku mencium lembut bibir mungilnya, hingga membuat gadis ini membulatkan kedua matanya karena terkejut.

“kau masih sama seperti dulu.” Ucapku begitu melepaskan ciuman lembutku.”selalu membulatkan kedua matamu saat aku mencium bibirmu.” Lanjutku sembari tersenyum kecil.

“dan juga…kau mencuri ciuman pertamaku di tempat ini.”ucapnya.

Aku tersenyum geli melihat raut wajahnya, dia memasang wajah bengongnya sembari melanjutkan ucapan yang tadi terhenti karena ciuman lembut dariku.

“Suzy-ah…besok aku mulai masuk asrama dan memulai masa pendidikanku.”

Seketika suasana menjadi hening, dia terdiam sesaat sembari menatap dalam kedua mataku.

“jika rasa itu masih sedikit ada…bisa kah kau besok menemuiku sebelum aku masuk asrama.”ucapku ragu.

Dia hanya terdiam dan tidak membalas ucapanku, ada sedikit rasa takut yang menyelinap di relung hatiku…Takut jika rasa itu sudah tidak ada. Aku tahu ini tindakan yang terlalu ekstrim memintanya kembali ke sisiku secara tidak langsung, saat dia baru saja putus dengan kekasihnya.

* * *

“kau harus jaga kesehatanmu dan ingat makan yang teratur.”
“ne, eomma…” aku tersenyum lembut pada wanita paruh baya yang ku panggil eomma. Sejak tadi sifat rewelnya tidak bisa berhenti. Tapi aku sangat senang, karena hal itu lah yang membuatku bahagia memiliki ibu seperti wanita paruh baya ini.
“hyeong…kau harus jaga eomma.”ucapku pada Soohyun Hyeong yang berdiri di samping ibuku.
“siap…laksanakan.”ucapnya tegas sembari member hormat.

Aku hanya tersenyum kecil menanggapi tingkah konyolnya.

“kalau begitu eomma dan kakakmu pulang dulu, kau cepatlah masuk. Jangan sampai kau dihukum karena terlambat.” Ucap ibuku seraya menepuk lembut bahu bidangku.
“ne, eomma..”

Sesaat kemudian, Soohyun Hyeong dan Ibu berlalu pergi sembari melambaikan tangan dan senyum lembut mereka.

“eomma….hyeong…aku akan selalu merindukan kalian?” teriakku sekeras mungkin agar mereka bisa mendengarku.

Begitu soohyun hyeong dan ibu sudah melesat pergi dengan Hyundai putih milik kakakku, aku mulai mengamati sekitarku. Mencoba mencari sesosok gadis cantik yang sejak tadi aku tunggu.

Sudah hampir 30 menit aku menuggunya, tapi dia masih juga belum memunculkan tanda-tanda kehadirannya. Jujur…aku benar-benar takut, sesekali aku melirik pada jam tangan yang terpasang manis di tangan kiriku. Aku semakin resah karena dia masih juga belum datang.

“kau…yang berdiri disana?”

Aku menoleh pada laki-laki paruh baya dengan seragam militernya yang tengah menujuk-nunjuk kearahku.

“cepat masuk…”serunya
“ne…”aku menunduk seraya memberi hormat padanya.

Sesaat aku kembali menoleh pada jalan panjang yang ada di depan gerbang asrama akademiku. Aku masih berharap bahwa dia akan datang dan berlari kearahku.

“hey kau….”seru laki-laki paruh baya itu.

Huh….aku menghembuskan nafas beratku dan mau tidak mau melangkahkan kakiku yang terasa berat ini. kim myungsoo…dasar bodoh. Mana Mungkin dia mau kembali padamu yang selalu kekanak-kanakan ini.

--- ---- --- ----

SUZY POV

Huh…huh…aku mencoba mengatur nafasku setenang mungkin sembari terus berlari menuju sebuah asrama akademi militer yang kini sudah tepat berada di depan mataku. Langkahku terhenti tepat di depan sebuah post penjaga.

“ajjhusi…apa kah para anggota akademi militer yang baru, sudah masuk?” tanyaku pada salah satu penjaga yang ada di dalam pos penjaga itu.
“mmm…mereka semua sudah masuk 20 menit yang lalu.”ucapnya.

Huh…aku terlambat, dia pasti mengira aku tidak datang. Bagaimana ini?

“ya’….Bae Suzy…”

Aku menoleh cepat saat seseorang memanggilku dengan lantang.

“karena kau pasti aku nanti mendapat hukuman, kenapa kau begitu terlambat.”

Aku membulatkan kedua mataku, begitu mendapati sesosok pria bertubuh tunggi tengah berkacak pinggang sembari menatap ku kesal.

“myungsoo, kau belum masuk.” Tanyaku bingung, seraya berjalan menghampirinya.
“itu karena aku masih ingin menunggumu.”ucapnya
“neo…paboya. Bagaimana jika kau di beri hukuman yang berat, ini kan hari pertamamu.”seru ku kesal.
“maka orang pertama yang aku salahkan adalah kau…”ucapnya sembari melipat kedua tangan di depan dada bidangnya.

Aku hanya tersenyum kecil melihat tingkahnya.

“suzy-ah….” Panggilnya lembut.
“jadi…apa karena rasa itu masih ada makanya kau datang kemari?” tanyanya.

Aku terdiam sejenak sembari menatap dalam kedua matanya.

“kim myungsoo…rasa itu selalu ada di hatiku. Tanpa aku sadari kau masih tersimpan rapi di bagian terdalam hati kecilku, sampai aku sendiri tidak tahu dimana tersimpannya hingga aku begitu sulit untuk melupakan semua tentangmu.” Ucapku sembari menatap dalam kedua matanya.

Dia tersenyum lembut seraya memegang lembut kedua pipi cubbi ku dengan tangan kekarnya.

“tunggu aku sampai aku menyelesaikan pendidikanku…aku akan kembali menjadi pria dewasa yang tidak lagi kekanak-kanakan.”ucapnya dengan kedua mata tajamnya yang kini bertransformasi menjadi sebuah tatapan yang begitu lembut.

“hey kau yang disana…”

Aku dan myungsoo menoleh pada sesosok pria paruh baya yang tengah menatap galak kearah kami.

“bukankah sudah sejak tadi aku menyuruhmu untuk cepat masuk, kenapa kau masih berdiri disana.”serunya dengan lantang.

“cepatlah masuk…aku tidak mau kau dihukum karena aku.”
“mmm….” Myungsoo tersenyum lembut seraya mengusap lembut puncuk kepalaku.

Dia menatap lembut kedua mata kecilku, kemudian berlalu pergi. namun sesaat dia kembali berbalik dan… CHUP !!! Dia kembali mencium lembut bibir mungilku.

“tunggu aku…” ucapnya kemudian berlalu pergi dan menghilang di balik pagar besar yang mulai tertutup rapat.

Dasar bodoh…walaupun kau tidak memintanya, aku akan tetap menunggu.


THE ENDShared By Adm. Nn

1 komentar:

JANGAN LUPA RC YA ^o^

JANGAN LUPA RC YA ^o^
Baca , Komen :D