Kalian Suka Baca FF Suzy Berpasangan Dengan Siapa ?? ^_^

Jumat, 25 September 2015

FF Card Up Your Sleeve (OneShoot)

  No comments    
categories: 
image

Title: Card Up Your Sleeve
Author: @vhyra_pabbo
Genre: Romance, Drama, School Life, etc.
Main Cast: Kim Myungsoo, Bae suzy
Sub Cast: Choi Minho, Kim Sang Bum, Park Jiyeon, Krystal Jung, Lee Jieun, Son Naeun, OC’s and etc.
Length: Oneshoot

FF BY : fhyrafirus.wordpress.com
Warning: Ini adalah cerita yang saya buat murni dari pikiran saya. Cerita ini hanya fiktif belaka. kalau ada kesamaan tokoh, tempat, dan cerita itu merupakan bukan kesengajaan. Ghamsahamnida~ Bow
Happy Reading!
***
Suzy memandang sekelilingnya dengan keringat dingin yang menetes dari pelipis. Ia lalu mendesah lega setelah melihat ruangan dengan ukuran sedang itu hanya menampakkan cahaya remang remangnya. Hanya ada satu cahaya yang menyeruak dari ruangan tersebut. Tepat di atas sebuah meja di samping ranjang yang juga berukuran sedang.
Wanita itu beranjak dari tempat tidur hendak mengambil segelas air putih yang ada di dapur. Sepertinya, mimpi tadi membuat tenaganya terkuras.
Setelah selesai, ia kembali berjalan menuju kamarnya, namun baru satu langkah, ia sudah berhenti lagi ketika sebuah suara suara aneh mengusik indra pendengarannya.
“Siapa di sana?!” Pekik suzy dengan tatapan waspada ke seluruh penjuru dapur.
Suara itu kembali terdengar yang sontak membuat tubuh suzy membeku.
“Jangan macam macam denganku arrasso?!” Pekik suzy yang sangat jelas terlihat ketakutan. Dengan melawan rasa takut, ia berlari ke arah lemari piring dan langsung mengambil sebilah pisau yang agak mengilap, tajam. Pisau itu ia arahkan ke segala arah hendak memberikan peringatan bahwa ia sama sekali tak takut dan tak segan melakukan hal buruk terhadap siapa saja yang menyakitinya.
Suara itu lalu menghilang bersama sebuah kertas yang menimpuk wajahnya.
“Yak!!!”
Suzy refleks membuang pisau yang semula digenggamnya dengan sangat percaya diri dan berlari sekuat tenaga masuk kembali ke dalam kamarnya. Ia menutupnya rapat serapat rapatnya. Nafasnya naik turun tak karuan. Keringat dingin yang tadinya hilang, kini muncul kembali.
Tubuh yang ia sandarkan dibalik pintu perlahan rubuh ke atas lantai. Bisa ia rasakan kedua telapak tangannya yang bergetar. Matanya membulat melihat kedua telapak tangannya yang tampak ikut mengeluarkan keringat. Tangan itu lalu ia tempelkan di dadanya. Tepat di tempat jantungnya berada. Suara gemuruh dari organ terpenting dalam tubuhnya itu berdetak hebat.
“Eoh..” nafas suzy tercekat.
***
“Gwaenchana?” Tanya jiyeon ketika suzy tengah menempelkan sebuah pengumuman di mading sekolah.
“Ne..” singkatnya seraya menatap balik ke arah jiyeon.
“Kau tak tampak baik. Kau.. pucat”
Suzy menggeleng sambil tersenyum.
“Kkaja! Aku lapar”
Jiyeon menatap wajah sayu suzy. Sepertinya penyakit jantungnya kumat lagi.
***
“Kau akan mengadakan perlombaan bertahan hidup di pegunungan?” Tanya jiyeon ketika mereka sudah berada di kantin.
“Ne. Aku dan pengurus osis sudah membuat rencana itu untuk acara camping sekolah nanti. Acaranya sudah aku tempel di mading” suzy lalu menggigit rakus burger di tangannya.
“Memangnya caranya bagaimana?”
“Kau harus mencari sebuah tanda merah yang sudah disembunyikan di beberapa titik. Setelah kau mendapatkannya, kau harus segera kembali ke garis finish untuk menentukan pemenangnya dengan tanda merah terbanyak” suzy kini meneguk jus jeruk yang telah berada di tangannya.
“Kau yakin? Bukankah tahun lalu menimbulkan korban?”
“Jinjja? Aku tak tahu masalah ini karena tahun lalu aku tak ikut. Kheundae, Kami sudah pastikan tidak akan ada korban karena semua sudah terencana dengan baik”
“Kau akan ikut?”
Suzy langsung mendesis.
“Pabbo! Tentu saja!” Suzy menjitak pucuk kepala jiyeon gemas.
“Tahun lalu aku tidak ikut karena harus menjenguk bae sang moon di gwangju. Jadi, tak mungkin aku menyia nyiakan kesempatan ini. Kesempatan untuk mendapatkan posisi ketua asrama yang baru tahun ini juga. Aku berharap sebelum lulus aku bisa mendapatkan jabatan itu. Mudah mudahan ada pemilihan pengurus asrama tahun ini”
Jiyeon terkekeh namun mimiknya berubah cemas.
“Kau kan memiliki penyakit jantung. Kalau tiba tiba-”
“Gwaenchana.. aku bisa atasi” potongnya mantap bersama masuknya potongan burger terakhirnya.
***
Suzy menatap kalender di hadapannya, melingkari tanggal acara camping sekolah. Lampu belajar di kamarnya masih setia membantunya melihat kertas dihadapannya. Namun, tiba tiba semua lampu di ruangan itu padam. Suzy sontak berlari keluar dari kamarnya hendak mencari teman temannya yang lain. Yah, sekarang ia tinggal di asrama sekolahnya. Ia memilih tinggal di sana karena kegiatan sekolah yang padat dan sekolah tempatnya merupakan sekolah asrama.
“Jiyeon-ah!” Teriaknya sambil menerawang situasi di depan.
“Kim myungsoo?” Ucapnya pelan ketika melihat sesosok bayangan hitam keluar dari kamar yang diyakininya adalah kamar pria tampan itu. Suzy mulai melangkahkan kakinya perlahan lahan ke arah bayangan itu, walaupun sangat gelap karena tak adanya pencahayaan di ruangan tersebut, namun cahaya bulan cukup membantunya melihat sedikit situasi. Dan.. tak ada siapapun murid yang berhamburan keluar. Hanya dirinya dan sosok dari kamar myungsoo.
“Myungsoo-ssi.. kaukah itu?”
Sosok itu lalu berjalan menjauhi suzy menuju pintu keluar. Suzy sontak berlari memburu sosok tersebut, namun..
Bruak!
Tak sengaja kakinya tersandung oleh benda padat yang tergeletak di atas lantai yang membuatnya sedikit meringis akibat benturan di tubuhnya.
Suzy lalu berbalik hendak melihat barang yang tak sengaja tersandung olehnya. Matanya makin terbuka lebar tatkala melihat benda apa yang membuatnya terjatuh.
“AAAAAAA!” Jeritnya lantang yang seketika itu juga semua penerangan kembali menyala.
Terdengar nafas terengah engah dari sang pemilik teriakan tadi.
“DOWAJUSEYO!” Jeritnya lagi ketika melihat dengan jelas sosok dihadapannya. Sosok yang tergeletak dengan kondisi berlumuran darah. Dengan takut, gadis itu mencoba untuk mendekati tubuh mengenaskan tersebut, hendak memastikan apakah orang itu masih hidup.
“Suzy!” Pekik seseorang yang tiba tiba muncul dari balik pintu kamar. Suzy berbalik hendak melihat orang yang memekik keras itu.
“Jiyeon-ah..” lirihnya. Ia sangat bersyukur karena akhirnya ada juga yang masih terjaga walaupun jam sudah menunjukkan pukul 12 malam.
“Ap..ap..apa yang.. kau.. lakukan.. pada krystal?” Ucap jiyeon terbata bata seraya berjalan kaku menuju suzy.
Suzy menggeleng kuat.
“Aniya! Bukan aku!” Pekiknya sembari bangkit dari lantai berwarna putih tersebut.
Jiyeon menatap sosok krystal yang tampak terbujur kaku itu dengan pandangan sendu dan tak percaya.
“Gheurae.. siapa.. yang melakukannya.. huh?” Ucapnya susah payah.
“Mollayo! Yang jelas bukan aku!” Bantahnya.
Seorang pria tinggi dan tampak berwibawa lalu muncul dari arah timur. Tangannya mengucek pelan matanya hendak mengusir ngantuk yang melanda. Namun, saat melihat sosok berlumuran darah di depannya, ia refleks berteriak yang membuat semua murid bersamaan keluar dari kamar mereka.
“Mussheun irriya?!” Tanya pria setengah muda yang merupakan pengurus asrama itu. Ia menatap suzy dan jiyeon bergantian, meminta penjelasan atas tubuh kaku yang tergeletak di atas lantai.
Suzy yang shock hanya bisa bungkam seribu bahasa. Sementara jiyeon menggeleng lemas.
Tiba tiba, seorang pria menerobos kerumunan dan langsung menarik suzy keluar dari lingkaran penuh tuduhan tersebut. Semua memandang myungsoo dan suzy heran namun tak mampu berkata apa apa.
“Yak kalian mau kemana eoh?!” Celetuk kim sang bum—pengurus asrama Dormitories High School.
“Myungsoo-ssi..” suzy menundukkan wajahnya takut.
‘Tangan myungsoo hangat..’ suzy menatap genggaman tangan myungsoo sendu. Namun, matanya langsung terbelalak tatkala melihat bercak darah di pinggir baju kaos myungsoo. Tatapannya kini beralih ke arah wajah namja itu. Tatapannya tajam dan dia selalu dingin kepada siapapun.
“Aku.. tadi-” ucapannya terputus tatkala melihat myungsoo malah membawa suzy ke kamarnya.
“Apa yang-”
Tanpa berkata apapun, myungsoo langsung menarik suzy masuk ke dalam kamarnya.
Cahaya kamar myungsoo tampak remang remang akibat semua lampu dimatikan, kecuali lampu kecil di atas meja belajarnya.
Pria itu lalu memaksa suzy duduk di atas kasur.
“Yak kau mau apa eoh?!” Teriak suzy ketika myungsoo meninggalkannya di sana, sendirian. Pria itu tak lupa mengunci pintu kamarnya dari luar. Suzy terlonjak dan langsung berlari menuju pintu.
“Yak kim myungsoo! Kenapa kau mengunciku di kamarmu!” Teriaknya sambil menggedor gedor pintu. Namun sia sia, myungsoo sudah pergi meninggalkannya entah kemana.
Suzy mendesah lalu kembali duduk manis di atas ranjang myungsoo.
“Dasar pria aneh!” Umpatnya kesal. Ia masih cemas mengenai keadaan krystal di luar, namun apa daya, ia tak bisa berbuat apa apa sekarang.
Suzy lalu melemparkan pandangannya ke seluruh penjuru kamar.
Hitam. Hitam. Dan hitam.
Dia hanya melihat benda berwarna hitam. Mungkin hanya cat kamarnya saja yang berwarna putih karena peraturan sekolah yang sudah mendesain warna kamar seluruh dorm. Tiba tiba matanya menangkap sebuah benda aneh di samping lampu tidur di atas meja belajar. Ia lalu beranjak dari kasur hendak melihat isi buku tebal berwarna hitam tersebut.
Tangannya menyentuh pelan buku tersebut dan membukanya perlahan lahan. Namun, suara pintu yang terbuka membuatnya tersentak sehingga menjatuhkan buku tebal itu yang juga ikut mengenai lampu pijar. Keadaan menjadi gelap seketika.
Suzy membuka matanya lebar lebar menatap namja yang tampak menghampirinya.
“Jwosungeo myungsoo-ssi..” ucap suzy takut. Namja itu lalu merapatkan dirinya ke tubuh suzy.
“Kau merusak lampuku..” bisiknya pelan yang refleks membuat suzy menggeliat geli.
“Jwosungeo..” balasnya kaku. Myungsoo lalu menarik tangan suzy keluar dari kamarnya. Suzy pun hanya bisa pasrah, menuruti keinginan namja itu karena perasaan bersalahnya telah merusak lampu pijar myungsoo. Kaki mereka terus melangkah hingga sampai di sebuah taman dengan lampu yang terang benderang.
Myungsoo lalu memaksa suzy duduk di atas kursi kayu taman.
“Yak apa yang-” ucapan suzy terhenti ketika melihat myungsoo mengolesi salep ke atas luka lukanya akibat terjatuh tadi. Wanita itu kini hanya bisa terdiam sembari menatap intens wajah namja yang tampak serius itu. Setelah selesai, myungsoo lalu menarik tangan suzy pergi. Sebelumnya, suzy sempat melihat seseorang yang mengintip di balik pohon tinggi besar yang ada di taman itu.
“Hm myungsoo-ssi.. bisakah kau menjelaskan apa yang terjadi sebenarnya?” Tanya suzy sambil berjalan mengikuti arah tarikan myungsoo.
“Molla.” Balasnya pendek, dingin, bersamaan dengan munculnya angin yang menerpa wajah suzy. Err..
“Ah..” suzy tampaknya tak mau bertanya lagi.
Ketika mereka melewati tempat penemuan tubuh berlumuran tadi, Suzy kembali memperhatikan lokasi tempat krystal bersimbah darah. Terlihat bahwa wanita itu sudah dibawa dan jejak jejak darah sudah tak terlihat lagi. Bersih.
Tak terasa langkah mereka sudah berhenti, tepat di depan sebuah kamar yang sudah pasti adalah kamar suzy.
“Masuklah” ucap myungsoo dengan aura yang seperti tadi. Dingin.
Suzy mengangguk kaku lalu segera melengos masuk. Suzy yang hendak menutup kembali pintu, langsung tersentak tatkala melihat myungsoo masih setia berdiri di sana.
“Kembali lah ke kamarmu myungsoo-ssi. Aku harus menutup pintu-”
“Tutup saja. Aku akan menunggu sampai kau benar benar masuk”
Suzy menggaruk kepalanya yang tak gatal. Gemas. Tanpa babibu lagi, pintu kayu itu ditutupnya perlahan lahan.
Suzy lalu berjalan lemas menuju kasurnya dan langsung menghamburkan diri di atas kasur.
“Sebenarnya apa yang terjadi?” Gumamnya.
***
Semua murid tampak berkumpul di aula sekolah hendak menunggu pengurus asrama. Mereka terlihat membawa barang dengan tas jinjing besar untuk camping sekolah.
Setelah beberapa menit menunggu, akhirnya yang bertanggung jawab atas acara camping, datang juga. Kim sang bum—pengurus asrama selama lima tahun belakangan ini. Dan Choi Minho—ketua osis tahun lalu. Suzy yang merupakan pengurus mading tahun lalu, ikut bergabung dengan kedua pria tersebut.
“Kita akan mengadakan berbagai kegiatan di acara camping tahunan ini. Jadi.. persiapkan diri kalian!” ucap kim sang bum lantang.
“Tempat duduk kalian sudah diatur. Jadi.. silahkan melihat nama kalian di depan pintu bis, jika ada, maka kalian harus masuk dan menempati bangku yang terdapat nama kalian!” ucap choi minho kemudian.
“Perlu kalian ketahui bahwa bis ada dua dan jumlah masing masing bangkunya ada empat belas beserta bangku supir. Jadi, satu bangku akan ditempati oleh dua orang. Jelas?!” Tambah suzy setelahnya.
“NE!!!!!” Semua murid berteriak serempak.
***
Suzy melirik lirih ke arah jiyeon yang duduk bersebrangan dengannya. Ditatapnya kemudian namja yang duduk di sampingnya, Kim myungsoo. Namja itu tengah asyik membaca buku hitam yang semalam dilihatnya.
“Ige mwoya?” Tanya suzy penasaran sembari mendongak ke arah myungsoo. Myungsoo refleks menjauhkan buku itu dari jangkauan mata suzy.
“Yak ige mwoya?!” Suzy hendak merampas buku tersebut, namun myungsoo langsung memelototinya dengan tatapan tajam. Suzy langsung melepaskan cengkramannya dari buku itu dan berpura pura menoleh cuek ke arah jendela.
‘Huh!’ Rutuknya.
***
Suzy menatap tajam ke arah pohon yang ada di hutan ketika sadar tengah ditatapi oleh seseorang. Mereka sudah sampai dua jam yang lalu dan sekarang tengah menyelesaikan tenda.
Suzy lalu kembali menyelesaikan tendanya bersama jiyeon dan krystal ,namun karena kabar krystal yang tak terdengar lagi sejak insiden itu, maka mereka hanya berdua di tenda. Suzy pun sudah menghubungi orang tua krystal, namun mereka tak pernah mengangkat telepon suzy. Belum lagi, jiyeon yang tak mau mengajaknya bicara sejak insiden itu.
Seorang namja yang tampak telah menyelesaikan tendanya, lalu menghampiri suzy dan jiyeon. Tanpa kata, namja itu menyuruh suzy dan jiyeon untuk berhenti melakukan kegiatan mereka. Suzy terbelalak tatkala namja itu yang melanjutkan pekerjaannya.
“Yak kim myungsoo! Jangan membuat semua orang iri! Tenda harus dibangun sendiri sendiri! Kau tak risih ditatapi sinis oleh yang lainnya huh?!”
Namja itu masih melanjutkan aksinya. Seolah tak peduli dengan ucapan suzy barusan. Suzy menggeleng pasrah lalu kemudian duduk di atas batu dekat tendanya.
Setelah semua tenda terpasang, pengurus asrama dan ketua osis lalu menyuruh semuanya berkumpul.
“Kegiatan akan dilakukan selama satu malam dua hari. List kegiatannya sudah kami bagikan lewat selembar kertas kepada kalian. Kuharap tak ada lagi pertanyaan” ucap kim sang bum.
“Acara pertama akan di adakan sebentar sore sampai malam. Yaitu acara bertahan hidup di pegunungan. Artinya, kalian harus berjalan menelusuri hutan untuk mencari tanda merah berlabel sekolah kita. Siapa yang berhasil mendapatkan tanda terbanyak akan memenangkan perlombaan ini. Dan hadiahnya masih dirahasiakan. Waktunya dari jam lima sore sampai jam sembilan malam” minho menghirup nafas sejenak lalu kemudian melanjutkan ucapannya.
“Satu kelompok berjumlah enam orang. Anggota akan dipilih berdasarkan tanda yang kalian dapatkan” minho lalu membagikan kertas yang masih tersegel kepada semua murid satu persatu.
“Silahkan dibuka dan bergabunglah dengan kelompok kalian yang tandanya sama” ujar kim sang bum kemudian.
Suzy melirik ke sana kemari mencari seseorang yang tandanya sama dengannya. Langkahnya langsung terhenti, ketika sebuah tangan menahan gerakannya. Suzy menoleh dan langsung terbelalak.
“Myungsoo-ssi..” gumam suzy setengah kaget.
“Kita satu kelompok bersama choi minho, park jiyeon, lee jieun dan son naeun” ucapnya datar. Suzy lalu melirik ke samping myungsoo. Jieun dan naeun melambaikan tangannya kaku. Sementara jiyeon dan minho hanya menatapnya datar.
“Kkaja! Semuanya sudah berjalan” ajak minho kemudian.
***
Suzy mengikuti arah jalan minho yang tampak memimpin perjalanan. Jieun dan naeun tampak sibuk bercakap cakap, sedangkan jiyeon hanya memandang datar ke arah jalanan. Myungsoo masih sibuk membaca buku hitamnya sambil membagi fokus ke arah jalanan.
“Jiyeon-ah.. kenapa kau terus menghindariku huh? Apa karena krystal?” Tanya suzy pelan. Jiyeon menoleh ke arah suzy, menatapnya datar lalu kembali menatap jalanan.
“Sumpah! bukan aku yang melakukannya..” gumam suzy seraya melirik ke arah myungsoo.
“Berhenti!” Pekik minho tiba tiba yang sontak membuat semua menghentikan langkah.
“Mussheun irriya, minho sunbaenim?” Tanya suzy.
“Aku melihat tanda di dekat pohon ini” ucapnya sambil mengambil sebuah gulungan kain merah bertanda sekolah mereka.
Naeun dan jiyeon kompak bertos ria. Sementara jiyeon dan myungsoo menanggapinya biasa biasa saja. Suzy malah memperhatikan tingkah keempat temannya itu. Aneh.
“Siapa yang menaruh benda benda ini minho sunbae?” Tanya suzy.
“Sang bum sunbae sudah menyuruh orang untuk menyebarkannya. Dan hanya sang bum sunbae yang tahu” jawabnya sambil kembali melangkah menuju sebuah rumah di ujung sana.
“Kelihatannya akan ada banyak tanda merah di rumah itu” celetuk jieun yang ditimpali oleh naeun.
Sesampainya mereka di depan rumah itu, minho menyuruh mereka berpencar mencari tanda di sekitar maupun dalam rumah tersebut.
Setelah sepakat menyebar, mereka pun mulai berjalan sendiri sendiri. Naeun yang menuju pintu belakang, Jieun masuk ke dalam dapur, jiyeon masuk ke dalam kamar, minho menjelajahi ruang tamu. Sedangkan suzy yang hendak melangkah menuju halaman tiba tiba menghentikan langkahnya karena sebuah tangan mengenggam lengannya.
“Kim myungsoo? Kau tak berpencar?”
Tanpa menjawab apapun, Myungsoo menarik suzy pergi dari tempat itu menuju sebuah halaman. Sesampainya mereka di sana, myungsoo langsung sibuk mencari sesuatu. Suzy memutar bola matanya.
“Jadi kau takut sendirian?” Gumam suzy seminimal mungkin tidak terdengar oleh namja itu. Ia lalu ikut mencari tanda di halaman tersebut.
Tiba tiba suara jeritan terdengar dari dalam rumah. Seperti suara son naeun.
Suzy refleks ikut berteriak. Namun myungsoo dengan cepat membungkam mulut suzy dengan telapak tangannya.
“Apa itu myungsoo-ssi?” Gumam suzy takut dengan nafas terengah engah.
“Bukan apa apa”
Suzy terbelalak ketika melihat minho dan yang lainnya—kecuali naeun—berlari keluar dari rumah itu. Suzy lalu melirik jam tangannya. Tepat pukul 07.15. Sudah malam.
“Ayo pergi dari sini!” Teriak minho me manage yang lainnya.
Myungsoo lalu menarik suzy untuk ikut bersama minho dan yang lainnya.
Jantung suzy seolah akan mencelos keluar. Ia memegang dadanya yang bergetar hebat dan sakit. Suzy berusaha menahannya, namun penyakit jantungnya tak bisa berkompromi saat ini.
“Myungsoo-ssi.. appo..” keringat mulai mengucur dari pelipis dan kedua telapak tangan suzy. Myungsoo sontak menghentikan langkahnya.
“Gwaenchana?!” Tanya myungsoo panik. Suzy lama kelamaan melemas.
“Jantung.. ku.. sakit..” ucapnya susah payah. Myungsoo lalu berjongkok membelakangi suzy.
“Naiklah.. aku akan menggendongmu” pintahnya berbeda dari nada bicara yang biasanya. Tanpa membantah, ia langsung saja menuruti perintah myungsoo. Mereka lalu kembali berjalan menyusul yang lain.
“Tunggu!” Teriak myungsoo. Suzy mulai agak mendingan. Jantungnya sudah agak stabil.
‘Tubuh myungsoo hangat..’
***
Suzy langsung terbangun ketika mendengar suara teriakan melengking yang berasal dari pohon di depannya.
“Sekarang kita dimana myungsoo-ssi?” Tanya suzy lemas.
“Masih di hutan” myungsoo tampak acuh dengan suara suara itu dan tetap meneruskan perjalanan.
“Apakah kita sudah bertemu dengan yang lainnya?”
“Belum”
Suzy menoleh ke arah kiri. Ia seperti melihat seseorang menatap tajam ke arahnya sambil memegang sebilah pisau. Matanya terbelalak dan tak sampai sedetik, ia pingsan lagi di punggung myungsoo.
***
“Kau sudah sadar?” Tanya myungsoo ketika berhenti di dekat kayu dan membaringkan suzy di sana. Suzy membuka mata perlahan. Ia hanya melihat myungsoo di depan matanya. Namun, matanya langsung terbelalak tatkala melihat seseorang di belakang myungsoo tengah memegang sebilah pisau, tersenyum ke arahnya. Orang itulah yang dilihatnya tadi.
“Myungsoo-ssi di belakangmu!” Pekik suzy refleks.
Myungsoo hanya tersenyum menatap suzy. Senyum yang mencurigakan.
“Mwo..hae?” Ucap suzy lemah. Suzy menatap lemah orang yang memegang pisau itu.
“Krystal?” Gumam suzy.
Wanita bernama krystal itu tersenyum lalu kemudian membuang pisau di tangannya.
“Permainannya berakhir..” ucap krystal. Tiba tiba minho, jieun, jiyeon dan naeun muncul di hadapannya.
“Mianhae suzy-ah.. aku tidak bermaksud menjauhimu. Ini adalah rencana kami untuk menguji si pengurus asrama yang baru..” ucap jiyeon seraya tersenyum simpul.
Mata suzy semakin terbuka lebar.
“Maksud..nya?”
“Sebenarnya kami hanya ingin menguji keberanian, ketangkasan, dan kesolidaritasmu sebagai pengurus asrama yang baru karena sang bum sunbae akan pensiun dan dia sedang mencari pengganti. Kebetulan, banyak yang merekomendasikanmu. Jadi, sang bum sunbae membuat rencana ini untuk mengujimu” jelas minho.
“Kheundae, sepertinya kami tak tahu bahwa kau memiliki penyakit jantung. Jadi, kami memutuskan untuk menghentikannya sampai di sini saja setelah mendengar bahwa penyakit jantungmu kumat” tambah naeun. Dari arah kanan, kim sang bum dan murid murid yang lainnya muncul dengan ekspresi prihatin.
“Mianhae suzy-ssi!” Pekik mereka kompak. Suzy tersenyum. Matanya lalu beralih ke arah myungsoo yang kini memandangnya serius.
“Sepertinya suzy tidak lulus dalam ujian ini. Kheundae.. kim myungsoo..” ujar kim sang bum.
Myungsoo sontak menoleh ke arah sang bum.
“Mwoya?” Tanyanya tak percaya. Suzy lalu beranjak dari tempatnya dibantu jiyeon.
“Kau sudah menunjukkan bahwa kau pantas untuk menjadi pengurus asrama selanjutnya dengan menolong bae suzy.. kau juga selalu menjaganya dan melindunginya. Itu berarti kau juga akan melakukan hal itu kepada yang lainnya kan?” Ujar sang bum.
“Shireo hyung! Aku hanya melindungi bae suzy!” Tolaknya keras.
Sang bum sempat tersentak lalu ekspresinya kembali lagi.
“Hyung?” Gumam suzy dan yang lainnya. Sepertinya mereka baru mengetahui bahwa myungsoo dan sang bum adalah kakak beradik.
“Aku menyuruh semua yang ada di sini untuk ber akting agar semua rencananya berhasil dan kau.. yang menolak mati matian rencana ini dengan alasan yang tak jelas. Tentu saja.. hal ini bukan saja menguji suzy, tapi.. juga kau” sambung sang bum pelan.
“Ne.. bahkan hanya kau yang tidak menuruti peraturan, padahal kau sudah di beri buku itu untuk mengatur semuanya. Mengatur kematian pura pura krystal dengan kau yang sebagai pembunuhnya untuk menakuti suzy. Tapi kau malah melindungi suzy. Bukankah berarti.. itu adalah sikap tak mudah terpengaruh eoh? Dan orang yang tak mudah terpengaruh sepertimu lah yang pantas menjadi pengurus asrama selanjutnya” tambah minho.
‘Jadi.. buku hitam itu adalah.. buku perencanaan?’ Batin suzy tak percaya.
“Kheundae, kau terlihat membacanya setiap saat. Waeyo?” celetuk jieun.
“Aku sudah katakan.. bahwa aku hanya melindungi bae suzy! Hanya melindungi bae suzy! Aku tak berniat menjadi pengurus asrama! Dan.. aku membaca buku itu hanya untuk mengingat..kapan kalian akan melakukan aksi kalian agar aku bisa menjauhkan suzy dari rencana kalian. Karena aku tahu.. suzy.. bisa jantungan kalau dia melihat ataupun mendengar hal yang mengagetkan. Dan kalian hampir saja membunuhnya!” Bentaknya sedikit emosi.
Suzy terperangah menatap ke arah myungsoo. Wajah namja itu terlihat sangat serius.
“Jiyeon juga sempat menolak dengan alasan bahwa suzy menderita penyakit jantung. Kheundae, tak ada satupun dari kami yang peduli. Tapi, pada akhirnya jiyeon setuju setelah kami mengatakan bahwa jika penyakit suzy kumat, maka permainan dihentikan. Dan ketika suzy pingsan, kau memberikan kode padaku untuk segera menghentikan permainannya..” tutur minho kemudian.
“Aku masih bingung.. jadi.. semuanya.. adalah ujian? Permainan kalian? Kematian krystal? Terror? Kejadian tahun lalu yang jiyeon ceritakan? Semuanya?” Tanya suzy seraya menatap ke arah myungsoo yang terdiam. Tampaknya namja itu tak mau berkata apa apa lagi. Ia muak.
“Ne. Mereka bahkan membiusku agar aku terlihat seperti mayat sungguhan” sela krystal sambil tertawa pelan.
“Tahun lalu sebenarnya adalah hal yang nyata. Hal itu juga yang membuat myungsoo menolak mati matian selain penyakitmu itu” sanggah jiyeon.
Suzy sudah bisa tersenyum. Rasanya sangat lega karena semua ketakutannya hanyalah ilusi belaka. Yah, walaupun ia tak lulus menjadi pengurus asrama yang notabenenya sangat ia inginkan. Tapi, perasaan lega adalah hal yang paling penting baginya.
“Suzy-ah..” tiba tiba myungsoo bergumam yang membuat semua tawa mereka terhenti. Hening.
Suzy mengangkat sebelah alisnya.
“Maukah.. kau.. menjadi..” myungsoo menunduk. Terlihat wajah tegang menghiasi wajah para yeoja.
“Ne.. aku mau..” suzy mengulum senyumnya.
“Kau mau? Kau mau menjadi pengurus asrama bersamaku?” Tanya myungsoo dengan ekspresi yang di polos poloskan membuat suzy mengerucutkan bibirnya.
“N-ne” jawab suzy kikuk.
“Jadi.. kau mau jadi pengurus asrama, saengi?” Tanya sang bum.
“Ne. Asalkan yeojachingu ku juga ikut menjadi pengurus asrama” balasnya mantap. Sang bum hanya mengangguk seraya tersenyum
“MWO?! YEOJACHINGU?!” Pekik para yeoja yeoja yang merupakan fans myungsoo di sekolah. Suzy dan myungsoo hanya saling melempar senyuman. Detik kemudian, namja itu sudah menjatuhkan bibirnya tepat di milik bae suzy. Sebagai permulaan mereka sebagai sepasang kekasih.
Wajah bahagia bercampur haru terlihat dari wajah jiyeon dan krystal yang terlihat saling merangkul. Sementara minho hanya memperlihatkan seulas senyum.
“ANIYA OPPA!!!!” Jerit yeoja yeoja yang ada di sana.
***END***
Absurd-_- hahaha *ketawa gaje*
Entahlah.. karena terbius April Mop jadilah aku membuat cerita absurd nan gaje binti ancur ini, padahal ceritanya bukan tentang april mop *pletak Hiks/ambil tissue/
Gak rekomendasi untuk dibaca!
RCL NE! *Gak rekom tapi nyuruh RCL -_- labil banget lu fir!*
BOW~
Comments
0 Comments

0 komentar:

Posting Komentar

JANGAN LUPA RC YA ^o^

JANGAN LUPA RC YA ^o^
Baca , Komen :D